Lihat ke Halaman Asli

Gak Perlu Kuliah Lagi

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kalo judul di atas dibaca oleh orang-orang yang tidak punya kesempatan untuk mencicipi bangku kuliah, pasti mereka akan mengangkat 5 jempolnya ( yang satu darimana ya ?? ) untuk aku. Tapi kalo dibaca oleh mereka yang punya kemampuan untuk kuliah, punya otak encer, punya dana, plus dorongan orang tua, atau mereka yang sudah merasakan manisnya kuliah, mungkin mereka akan merasa tidak nyaman. Apalagi bagi orang tuanya, bisa jadi mereka akan stress jika membacanya. Mereka sudah capek-capek membiayai anak untuk kuliah, trus tiba-tiba tulisan ini nongol di depan mereka, dan dengan berani-beraninya mengatakan “Gak Perlu ( harus ) kuliah “

Apalagi tulisan ini memang dibuat oleh orang yang lulus kuliah hanya dengan nilai yang standard bangeet. Nilai IPK ku cuma 2,8. Jauh dari beberapa teman yang nilai IPK-nya bisa 3,5 dan 3,7. Bisa-bisa orang mengatakan tulisan ini hanya bentuk kekecewaanku terhadap kegagalan dalam kuliah. Tapi tunggu dulu, walaupun IPK-ku standard tapi degan nilai segitu aku berhasil dengan sukses menjadi assisten dosen Laboratorium selama lebih dari 2 tahun. Aku juga berhasil membantu beberapa teman mengerjakan Tugas Akhir mereka. Bahkan aku pernah juga menjadi “mentor” beberapa senior hehehe....Tapi itu gak penting sih...cuma sedikit membela diri aja hehehe...

Jadi kalo dikatakan ini bentuk kekecewaan tehadap kegagalan kuliah, itu tidak bisa dipertanggungjawabkan. Aku sudah melewati fase-fase yang diperlukan selama kuliah, sudah merasakan pahit manisnya kuliah, sehingga tulisan ( saran ) ini tidaklah turun dari langit, tetapi justru muncul dari bumi tempat aku berpijak dan berdiri. Ok, begini penjelasannya; Kita pasti semua setuju bahwa semua ilmu pengetahuan yang kita butuhkan saat ini semua ada di internet. Apapun yang ingin kita pelajari semua ada di situ. Mau belajar tentang seluk-beluk komputer, tentang ilmu menulis, ilmu komunikasi, elektronika, arsitektur, teologi ( jadi ingat seseorang ) atau apapun ada di situ. Dan satu lagi…hampir semua dapat diperoleh dengan GRATIS..TIS..TIS . Mau belajar sendiri bisa, belajar dari orang lain juga sangat bisa. Banyak orang bisa menjadi guru dan mentor kita. Banyak orang yang bisa menjadi pembimbing kita. Gabunglah dengan suatu milis tentang group dengan topik yang kita sukai, rajin-rajinlah membaca postingannya, kalo perlu juga kemukakan pendapat anda juga di situ. Kirimlah email dan belajarlah kepadanya. Coba kita bandingkan kalo kita kuliah ; Semua mata kuliah ditentukan oleh kampus kita. Literaturnya ditentukan oleh dosen-dosen yang terhormat. Kadang-kadang bahan pengajarannya sudah tidak cocok dengan perkembangan zaman. Jadwal kuliah ditentukan oleh kampus atau dosennya. Nilai juga ditentukan oleh dosen. Kita “dipaksa” mengikuti aturan-aturan yang dibuat oleh kampus dan dosen.

Tapi melalui internet, kita bisa belajar apa saja yang kita suka. Kita cari sendiri dosennya. Kita menilai diri kita sendiri sudah seberapa jauh ilmu yang kita pelajari. Waktunya seenak udel kita. Tidak harus jam segini dan segitu. Pokoknya bebas..bas…Satu lagi..apa yang kita pelajari itu semua langsung bersentuhan dengan dunia nyata, dunia yang meghidupi kita sehari-hari.

Tapi ada satu hal yang tidak bisa dilakukan oleh internet. Apa itu ?? Internet tidak bisa menentukan cita-cita kita. Internet tidak bisa menentukan tujuan hidup kita. Itu tugas kita sendiri, tidak ada yang bisa melakukannya selain kita sendiri. Orang lain apalagi teknologi. Mari kita belajar hal yang kita paling sukai. Subjek yang mampu membuat kita bersemangat melakukannya. Belajar, praktek, belajar, praktek, belajar, praktek dan seterusnya…..Asal kita tekun, dan mau berkomitmen, tidak cepat menyerah, konsisten. Apa pun yang kita lakukan pasti akan sukses. Kalo udah begitu…Buat Apa Kuliah ?????

Berani ????

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline