Banyak sekali pengemudi di dunia yang mendengarkan musik sambil mengendarai kendaraan. Hal tersebut dilakukan sebagai cara untuk menenangkan diri sambil mengemudi. Namun, hal tersebut justru dapat menimbulkan kecelakaan bagi pengemudi, penumpang, dan orang-orang disekitar kendaraan tersebut.
Berdasarkan catatan dari Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri), 61% kecelakaan di Indonesia disebabkan oleh faktor manusia. Faktor manusia tersebut meliputi ketidakmampuan dalam mengemudi dan karakter pengemudi sendiri, seperti lalai, ceroboh, dan lain-lain.
Mendengarkan musik menjadi salah satu alasan pengemudi kurang sigap saat mengendarai kendaraan. Pada tahun 2021, 25.266 jiwa tewas akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia, sedangkan pada tahun 2022 sebanyak 26.100 jiwa berdasarkan catatan Korlantas Polri.
Sekarang ini, banyak orang yang memiliki pandangan berbeda terkait hubungan musik dengan risiko kecelakaan. Berdasarkan suatu penelitian di Belanda, musik dapat meningkatkan respon pengemudi terhadap kecepatan mobil di depannya.
Penelitian tersebut menguji dampak musik saat mengemudi terutama pada pengendara dengan usia 19 dan 25. Selain itu, musik diperkirakan dapat meningkatkan energi dan kewaspadaan pada pengemudi.
Namun, beberapa penelitian telah menunjukkan hubungan antara musik dengan risiko kecelakaan. Jenis musik dengan intesitas suara tinggi dan musik dengan beats per minute (BPM) tinggi menunjukkan hubungan tersebut. Bahkan musik kesukaan pengemudi juga dapat meningkatkan risiko kecelakaan.
Suatu penelitian di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2013 menunjukkan intesitas suara musik berpengaruh pada situational awareness pengemudi dan risk behavior pengemudi. Secara inti, semakin tinggi intesitas suara musik, semakin tinggi risiko terjadinya kecelakaan.
Terdapat juga penelitian di Ben-Gurion University pada tahun 2002 yang menguji dampak musik dengan beats per minute (BPM) tinggi pada 28 pengemudi pemula. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terdapat hubungan antara musik dengan beats per minute tinggi dengan risiko kecelakaan
Satu lagi penelitian di Ben-Gurion University pada tahun 2013 menguji dampak musik favorit pada 85 pengemudi muda. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, semua pengemudi setidaknya melakukan 3 kesalahan dan 17 pengemudi memerlukan bantuan untuk menghindari kecelakaan.
Kendaraan sudah menjadi suatu bagian dalam hidup kita, apalagi sambil mendengarkan musik. Sebagai seorang pengemudi, sudah menjadi tanggung jawab kita untuk memastikan bahwa diri kita sendiri, penumpang, dan orang-orang di sekitar kendaraan aman dan terhindar dari kecelakaan. Maka dengan itu, sudah sepantasnya kita semua mulai lebih waspada dengan musik yang kita dengarkan selama perjalanan.
Ada berbagai hal yang dapat dilakukan untuk menghindari kecelakaan akibat musik. Mengurangi intesitas suara musik menjadi salah satu solusi untuk menghindari kecelakaan, sebab hal tersebut dapat meningkatkan kewaspadaan. Selain itu, mendengarkan musik yang tenang dengan beats per minute (BPM) rendah juga dapat menjadi solusi.