Lihat ke Halaman Asli

Gustaaf Kusno

TERVERIFIKASI

(Humor) Sediakan Korek Kuping Dulu

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Kerasan

Sepasang suami istri datang berkonsultasi ke seorang psikolog mengeluhkan masalah impotensia yang dialami sang suami. Setelah berwawancara, si psikolog memberi saran agar mereka berdua pindah untuk sementara waktu ke vila di pegunungan untuk memberikan suasana nyaman dan romantis. Dua minggu kemudian, pasangan ini datang kembali ke praktek si psikolog. Ingin mengetahui apakah pasangan ini sudah merasa betah di tempat yang baru si psikolog bertanya: ” Bagaimana sudah kerasan di sana?” Jawab si istri dengan lugu: ” Belum pak, masih tetap lembek.”

Obyektif

Belum lama ini, ada pernyataan dari seorang anggota DPR yang berbunyi: ”Kami ini selalu obyektif. Makanya, semua kami obyekkan.” (Garuk-garuk kepala yang tak gatal)

Menelanjangi

Tanya: Menelan apa yang membuat orang malu?

Jawab: Menelan jangi.

(Jadi ingat, bukan buah apel yang membuat Adam dan Hawa malu, tapi buah jangi).

Kuliner

Tanya: Kuli apa yang doyan makan enak?

Jawab: Kuli ner.

(Tebakan yang cocok untuk diberikan kepada pak Bondan Maknyus)

Latah ’galau’

Dalam suatu seminar internasional dokter spesialis mata baru-baru ini, seorang dokter mata dari Inggris memberi paparan mengenai penyakit ’glaucoma’. Pada layar proyektor tertulis terjemahan bahasa Indonesianya : GALAUKOMA. Gara-gara ’galau’...

Pulau Galau

Baru-baru ini ada usulan dari pemda DKI untuk mengganti nama pulau Onrust pada gugusan kepulauan Seribu menjadi Pulau Galau. Usulan ini perlu mendapat sambutan hangat, karena kata ’onrust’ (bahasa Belanda) atau ’unrest’ (bahasa Inggris) memang bermakna ’gelisah, risau, atau galau’. Siapa yang setuju harap mengangkat tangan.

Kelaparan

Tanya: Kelapa apa yang bikin kita lapar?

Jawab: Kelapa ran.

Masalah batubara

Di wilayah Sumatera Selatan, berbagai pihak meributkan soal pengangkutan batubara dengan truk besar sehingga merusak jalan negara beratus-ratus kilometer. Akibatnya terjadi kemacetan yang sangat parah setiap hari di ruas jalan antar kota itu. Seorang rekan berkomentar, hanya di Sumatera Selatan saja orang ribut soal batubara. Di tempat lain, seperti di Medan, di Jakarta, di Surabaya, batubara diangkut dengan mobil, dengan kapal, dengan pesawat, tidak ada yang ribut. Lho dengan pesawat? Wah, rupanya yang dimaksud adalah si abang kita dari marga Batubara (Cosmas Batubara dan kawan-kawan).

Orang malang diserang

Pernah ada seorang rekan yang bercerita dengan wajah serius sebagai berikut: ”Saya ini orang Malang. Tahun 1996 di Lombok, terus di Sorong, terus di Serang dan terakhir di Palu. Untung saya masih hidup.” Ternyata pernyataannya harus ditanggapi secara non serius, karena kalimat di atas sesungguhnya berbunyi: ”Saya ini orang malang. Tahun 1996 dilombok, terus disorong, terus diserang, terus dipalu.” Jadi kesimpulannya, janganlah kita menjadi orang serius, apalagi dua rius, tiga rius dan seterusnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline