Lihat ke Halaman Asli

Gustaaf Kusno

TERVERIFIKASI

Di AS Pelat Nomor Polisi Dibuat oleh Napi

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_129094" align="aligncenter" width="472" caption="Tanpa pelat nomor depan (ilust benzworld.org)"][/caption]

Di seluruh dunia berlaku peraturan memakai ‘nomor polisi’ (registration plates atau licence plates) untuk kendaraan bermotor. Sejarah kelahiran registration plates ini dimulai pada tahun 1892 di mana munculnya kendaraan bermotor yang berseliweran bersama-sama dengan kereta kuda dan pejalan kaki dirasakan mulai mengganggu ketertiban berlalu-lintas. Disamping itu diperlukan pajak untuk memelihara dan memperbaiki jalan raya. Kendaraan bermotor mulai didaftar di Negara bagian Massachusetts,AS dan plat nomor kendaraan ini terbuat dari kulit (leather), karet, lempeng besi, lalu seng (tin), lempeng perunggu, porselen (1942), bahkan pernah dibuat dari karton berbasis kacang kedelai (soybean-based fiberboard) pada masa perang dunia kedua untuk menghemat logam yang dipakai untuk memproduksi senjata perang. Sudah barang tentu pelat terbuat dari kedelai ini sering menjadi santapan lezat kambing-kambing yang masih berkeliaran di masa itu.

Pelat nomor kendaraan yang umumnya sekarang terbuat dari bahan aluminium, uniknya di Negara Amerika Serikat dan Kanada secara historis dibuat oleh narapidana dengan upah tertentu. Ini bertujuan untuk memberi mereka kesibukan yang positif dan menabung sebagai bekal setelah keluar dari penjara. Upah yang diberikan untuk bekerja di tag shop (bengkel pelat nomor) ini umumnya di bawah satu dollar per jam (sebagai contoh di negara bagian Ohio upah yang diberikan 21 sen per jam), namun para napi ini merasa senang dan bangga dengan ‘pekerjaannya’ ini. Dengan memproduksi pelat nomor kendaraan di lapas ini, harga yang harus dibayar oleh pengendara pun menjadi lebih murah.

Mungkin Anda belum mengetahui ‘tren’ terkini berkait dengan pelat nomor kendaraan ini yakni pemasangan (mounting) pelat nomor ini hanya di bagian belakang mobil saja. Jadi di bagian depan mobil tidak dipasang pelat nomor kendaraan. Sebagai contoh di negara Kanada dari 13 provinsi, 9 provinsi sudah memberlakukan peraturan pelat nomor hanya di bagian belakang mobil. Kesembilan provinsi dan teritori tersebut adalah Yukon, the Northwest Territories, Nunavut, Alberta, Saskatchewan, Québec, Nova Scotia, Prince Edward Island dan Newfoundland and Labrador. Waktu saya berwisata ke Montreal (yang masuk dalam provinsi Quebec) hal yang menarik perhatian saya adalah mobil-mobil yang tidak mempunyai pelat nomor kendaraan di bumper depannya.

Bagaimana di Amerika Serikat? Menurut data dari 50 negara bagian di sana, 19 states sudah mengesahkan peraturan tidak mengharuskan pemasangan pelat nomor depan (front license plate) diantaranya negara bagian Alabama, Arizona, Arkansas, Delaware, Florida, Georgia, Indiana, Kansas, Kentucky, Louisiana, Michigan, Mississippi, New Mexico, North Carolina, Oklahoma, Pennsylvania, South Carolina, Tennessee, and West Virginia. Di negara bagian Nevada ( di mana kota Las Vegas berada) pemasangan pelat nomor depan sifatnya opsional, apabila pabrik mobil tidak menyediakan lubang sekrup untuk pemasangan pelat ini, maka boleh tidak dipasang. Negara bagian Ohio nampaknya juga akan menyusul dengan peraturan ini.

Apa alasan pemasangan pelat nomor tunggal di bagian belakang mobil ini? Alasan yang utama adalah penghematan. Sebagai contoh di negara bagian Ohio disebutkan apabila dilaksanakan peniadaan pemasangan pelat nomor depan ini maka pemerintah Ohio akan dapat menghemat 1,65 juta dollar se tahun. Alasan yang lebih bersifat pribadi adalah banyak pengendara mobil yang merasa pemasangan pelat nomor di bagian depan mobilnya ‘merusak’ penampilan kendaraannya. Kerugian dari kebijakan meniadakan pemasangan pelat nomor depan ini adalah berkurangnya kemampuan polisi untuk melacak dan memonitor kendaraan.

Bagaimana dengan system penomoran pelat kendaraan bermotor ini? Indonesia mungkin termasuk yang ‘ketinggalan zaman’, karena menggunakan system yang dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda berdasarkan keresidenan (misalnya keresidenan Surabaya dengan symbol ‘L’, keresidenan Malang dengan symbol ‘N’). Di negara Kanada sejak tahun 1997 digunakan system alpha numeric ABCD-123 yang dimulai dengan nomor AAAA-001 dan selanjutnya. Setelah berjalan hampir sepuluh tahun tahun, nomor berkepala ‘A’ ini habis dan pada tahun 2006 dilanjutkan dengan nomor berkepala ‘B’. Identitas provinsi dituliskan di bagian atas nomor ini (misalnya Ontario), sedangkan masa laku pelat nomor ini ditempeli dengan stiker kecil (yang disebut decal) di bagian kiri atau kanan pelat.Di AS juga juga menggunakan system ini dengan tiga huruf diikuti dengan empat nomor (sebagai contoh FBY 2093).

Yang menarik, di kawasan Negara Amerika ini juga disediakan nomor kendaraan yang berlambangkan penderita cacat (handicapped atau disabled). Dengan simbol ini maka kendaraan bersangkutan mendapat prioritas untuk memarkir kendaraannya di lahan parkir yang khusus disediakan bagi mereka persis di depan pintu bangunan yang dituju.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline