Lihat ke Halaman Asli

Gustaaf Kusno

TERVERIFIKASI

Istilah Inggris yang Rada Kadaluwarsa

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu saya masih remaja dahulu (berarti seputar tahun 1965an), ada serangkaian istilah bahasa Inggris yang lumayan populer diucapkan orang. Contohnya, kata teenager yang mengacu pada ABG. Kala itu, kita semua mengenakan celana komprang yang sebutannya bell bottom dalam bahasa Inggris. Bapak saya yang sarkastis mengatakannya dengan “celana penyapu jalan”. Gadis remajanya juga tak mau kalah mengenakan baju you can see dan celana hot pants. Dan yang lebih berani lagi akan mengenakan baju yang no bra.

Pada perayaan nasional kita sering nonton atraksi drumband (uniknya dia dilafalkan dengan ‘drum-ben’ bukan ‘dram-ben’). Entah mengapa istilah drumband ini sekarang diganti menjadi marching band. Tempat tinggal bertingkat (seperti rumah susun) dulu kita sebut dengan flat tetapi kini disebut dengan apartment. Orang yang terlalu kaku menerapkan aturan sesuai dengan teori yang dipelajarinya di bangku kuliah disebut textbook thinker sedangkan orang yang berhasil meraih sukses atas jerih-payahnya sendiri disebut dengan self-made man. Remaja yang berpacaran secara sembunyi-sembunyi dari orangtuanya disebut dengan back street.

Aktris Hollywood yang mempunyai sex appeal (daya tarik seksual) seperti Marilyn Monroe dijuluki dengan bomb sex. Orang yang suka mencari muka atau penjilat oleh Bung Karno diberi sebutan yesman yang belakangan menjadi ABS (Asal Bapak Senang). Pada masa itu ada dua blok besar dalam percaturan dunia yaitu blok Amerika dan blok Rusia yang terus menerus melancarkan psy war (yang kemudian diterjemahkan menjadi ‘perang urat syaraf’). Karena itulah kemudian Bung Karno menggagas poros ketiga yang disebutnya dengan non-bloc. Seruan ‘go to hell’ yang sering diucapkan Bung Karno kepada negara Barat juga sudah jarang terdengar pada wacana masa kini. Juga istilah retooling (maknanya ‘perombakan’) yang cukup akrab di telinga waktu itu, kini sudah tak pernah kita dengar lagi.

Orang yang nampak lebih cakap di foto daripada kenyataan dulu kita sebut dengan camera face dan pelaksana/pejabat sementara pengganti kepala yang mendadak diberhentikan disebut dengan caretaker. Unjuk gigi atau pamer kekuatan di zaman orde lama dinamakan dengan show of forces. Sejenis papan tripleks dulu ada yang dinamakan dengan hardboard yang barangkali sekarang disebut dengan plywood. Dan tentu tak boleh dilupakan istilah pen friend yaitu sahabat surat-menyurat (korespondensi) antar negara. Saya juga mempunyai seorang pen friend dari New Zealand yang bahkan menjadi cinta monyet kami. Istilah pen friend ini tentu sudah kadaluwarsa, karena dengan adanya media sosial melalui internet, kita tak perlu lagi menulis surat, memasukkannya ke dalam amplop dan diberi perangko serta dikirim melalui kantor pos. Istilah airmail (pos udara) juga tak diucapkan orang lagi.

Di masa itu ada kelompok anak muda yang mendeklarasikan menolak ikatan-ikatan moral generasi tua yang dinamakan hippies. Karena adanya kesenjangan nilai moral generasi muda dan generasi tua juga ada istilah generation gap. Anak muda yang berpacaran kita sebut dengan going steady, dan manula yang masih tegap dan gagah disebut dengan still going strong. Khalayak ramai sering disebut dengan the man in the street, dan wasit dalam suatu pertandingan olahraga kita sebut dengan umpire. Pepatah ‘time is money’ masih sering didengungkan orang.

Istilah-istilah Inggris ini bukan terhapus dari daftar kamus, namun dengan berjalannya masa dia secara alami lengser sendiri. Belum berstatus archaic (klasik), belum obsolete (usang), namun sedikit demi sedikit meredup seperti lilin yang hampir lumer.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline