[caption id="attachment_321175" align="aligncenter" width="576" caption="(dok pribadi)"][/caption]
Di kota saya berdiam, Palembang, ada seorang pengasong bersepeda (bicycling vendor) yang amat unik. Saya katakan unik, karena mungkin dia satu-satunya yang ada di seantero Indonesia. Melihat pengasong bersepeda yang menjual es krim, atau roti adalah pemandangan biasa di kota-kota besar. Tapi yang dijual oleh pengasong bersepeda Palembang ini sama sekali tidak biasa yaitu racun tikus.
Dari pagi hingga petang, pengasong bersepeda ini berkeliling kota menawarkan racun tikus dengan meneriakkannya melalui mike yang terhubung pada loudspeaker (kalau tak salah diindonesiakan menjadi “pelantang suara”) yang ditenggerkan di atas vendor-nya. Meneriakkan “racun tikus…. racun tikus” saja sudah membuat orang tertegun dan menganga, karena tak lazimnya. Tapi si pengasong ternyata masih punya cadangan kegilaan lain untuk menawarkan barang dagangannya itu.
Dengarkan ini sekelumit seruan melalui speaker: “Racun tikus! Racun tikus! Ya, buat yang stress, racun tikus! Buat yang banyak utang, racun tikus! Buat yang ditinggal pacar, racun tikus! Keruan saja, kita jadi tersenyum simpul mendengarkannya. Ternyata ke-eksentrik-an si pengasong bersepeda ini menarik perhatian banyak pihak. Pada masa pilkada (Gubernur dan Walikota) dia “dikontrak” untuk menjadi jurkam mobile yang berkoar-koar masuk keluar kampung menggadang si kandidat, sembari vendor-nya dihiasi dengan banner kampanye yang meriah.
Pada masa pileg baru-baru ini, dia pun kebanjiran job untuk menjadi “pengasong caleg” meneriakkan nama sang pemesan di tengah riuhnya deru dan debu mobil yang berseliweran di jalan raya. Entahlah apakah di saat dikontrak ini, dia masih tetap menjajakan racun tikus sebagai core business-nya. Sayang, saya tak berkesempatan untuk mewawancarainya guna menanyai namanya dan pengalaman hidupnya. Jadi namanya masih tetap anonim bagi saya.
Pada saat foto ini saya ambil, dia sedang berkampanye tentang keamanan berkendara (mungkin dia dikontrak oleh pihak kepolisian). Dia berseru melalui public speaker: “Ya, sayangi nyawa! Sayangi nyawa! Pakai helm! Yang sudah pakai helm, pakai helm lagi! Memang dasar “nyentrik”, apapun yang diteriakkan selalu mengundang senyum pada yang mendengarnya. Kalau kita lihat gambar di atas, nampak jebakan tikus (mouse trap) yang ditumpuk di bubungan vendor-nya. Jadi rupanya, dia masih tetap setia dengan dagangan asalnya yaitu “pembasmi tikus”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H