Lihat ke Halaman Asli

Gustaaf Kusno

TERVERIFIKASI

"Blusukan" Nampaknya Serapan Dari Bahasa Belanda

Diperbarui: 18 Juni 2015   08:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

“Blusukan” memang menjadi kata tenar, melambung bersama penggagasnya Jokowi. Kalau kita cari lema “blusukan” ini pada KBBI Edisi IV cetakan ketujuh (Januari 2014) maka kata yang diasumsikan dari bahasa Jawa ini tak dapat ditemukan. Seperti yang pernah saya tulis beberapa waktu lalu, sejumlah kata Jawa ternyata menyerap dari istilah Belanda, seperti misalnya yang cukup kita kenal, ‘pit’ (bahasa Belanda fiets = sepeda, ‘sepur’ (spoor = rel KA), ‘telat’ (te laat = terlambat), ‘tekor’ (tekort = defisit), ‘kenek/kernet’ (knecht = pembantu), ‘keneker’ (knikker = kelereng), ‘selot’ (slot = gembok), ‘kelom’ (klomp = sepatu kayu), ‘kelar’ (klaar = selesai), ‘kelir’ (kleur = warna) dan sebagainya.

Mungkinkah kata Jawa ‘blusukan’ juga menyerap dari istilah bahasa Belanda? Hipotesa yang saya susun nampaknya meneguhkan hal tersebut. Ada suatu ungkapan dalam bahasa Belanda yang lazim dipakai yaitu “zijn heil in de vlucht zoeken” (heil = safety/keselamatan, vlucht = flight/escape/kabur, zoeken = cari). Jadi “zijn heil in de vlucht zoeken” secara bebas dapat diterjemahkan dengan “lari cari selamat”. Saya dapat membayangkan situasi polisi kolonial yang akan menangkap seseorang dan oknum ini lari ke dalam gang-gang yang sempit dan berkelok-kelok atau ke arah pasar yang dipadati pembelanja, sehingga akhirnya mereka garuk-garuk kepala kehilangan jejak.

Penduduk yang kebetulan berada di situ, mendengar si polisi berkata kepada rekannya “Zijn heil in de vlucht zoeken” tetapi yang tertangkap di pendengaran cuma “buntutnya” saja yaitu “vlucht zoeken”. Itu pun sudah berubah mengalami metamorfosa fonetik menjadi “blusukan”. Kata ini memang pas dan cocok sekali untuk menggambarkan gerakan orang yang menyelinap menyeruak di antara lorong-lorong sempit dan berkelok-kelok. Jadi itulah interpretasi makna yang dipraanggapkan penduduk manakala mendengar polisi/tentara Belanda mengucapkan “Zijn heil in de vlucht zoeken” ketimbang makna sebenarnya “Dia kabur cari selamat”. Dan lahirlah istilah “blusukan” kata Jawa yang dipermak dari bahasa Belanda.

Seperti sudah dipaparkan di atas, “vlucht” mempunyai definisi sebagai “flight” di mana terkandung dua makna utama yaitu (1) kabur/melarikan diri dan (2) penerbangan. Jadi kalau kita cari (search) istilah “vlucht zoeken” di Google, maka yang akan ditampilkan adalah “hasil pencarian daftar maskapai penerbangan”. Sepertinya tak “nyambung” dengan argumentasi bahwa “blusukan” menyerap dari frasa kata tersebut. Ini tentunya disebabkan karena kita menyerapnya hanya sepotong saja dari kalimat seutuhnya “zijn heil in de vlucht zoeken”. Sekedar tambahan, tahukah Anda, istilah bahasa Jawa “sokle” (lampu sorot berukuran besar) juga menyerap dari terminologi Belanda “zoeklicht” yang dalam bahasa Inggris disebut dengan “searchlight”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline