Lihat ke Halaman Asli

Gustaaf Kusno

TERVERIFIKASI

Lebih Gede atau Lebih Kecil Daripada Kubayangkan

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1408269091699310734

[caption id="attachment_338512" align="aligncenter" width="612" caption="(dok pribadi)"][/caption]

Apa manfaat melakukan wisata ke luar negeri? Selain untuk memenuhi keinginan pribadi (wisata rohani, wisata belanja, wisata alam, wisata budaya), ada satu hal yang menjadi bonus kenangan wisata ini yang tak mudah dilupakan. Yaitu penyadaran bahwa obyek wisata yang sangat tenar mendunia, setelah kita lihat dengan mata kepala sendiri, ternyata jauh lebih besar atau sebaliknya jauh lebih kecil daripada yang kita bayangkan. Melalui tayangan televisi atau bacaan di buku, kita pasti sudah mengetahui menara miring Pisa, menara Eiffel di Paris, gereja Santo Petrus di Vatikan, patung Manneken Pis (bocah kecil yang pipis) yang menjadi ikon Belgia, taman mini Madurodam di Belanda dan sebagainya. Dan otak kita membuat rekaman tentang dimensi (ukuran kebesaran) obyek-obyek turis dunia tersebut.

Namun, saya menjamin bahwa setelah kita melihat langsung obyek turis ini, kita akan berubah pandangan, karena sebagian ternyata jauh lebih megah dan lebih dahsyat dan sebagian lainnya ternyata jauh lebih kecil daripada yang kita bayangkan. Itulah semboyan yang dikatakan oleh tour leader kami, yaitu “berwisata adalah membeli pengalaman”. Ambillah contoh destinasi wisata saya ke basilika Santo Petrus di Vatikan. Saya sudah cukup banyak membaca literatur tentang gereja tempat kedudukan Sri Paus yang megah ini. Namun tatkala saya menjejakkan kaki di depan gereja ini, saya sungguh speechless tak mengira bangunan ini sedemikian besarnya. Mulai dari piazza (pelataran) mahaluas di depan gereja yang dirangkul oleh colonnade dari sayap kiri ke sayap kanan, obelisk (tugu berbentuk pensil) di tengah piazza, sampai bagian interior basilika itu sendiri, membuat saya berdecak kagum. Untuk menggambarkan betapa magnificent dan grandeur (mahabesar) bangunan abad 16 ini, puluhan ribu pelancong yang sedang mengantri mengular untuk masuk ke basilika nampak hanya seperti semut saja dibandingkan dengan bangunan gerejanya. Colonnade (barisan kolom) yang terbuat dari marmer luar biasa besarnya (jumlahnya 284 kolom dan tingginya 28 meter), sampai saya tak mampu membayangkan bagaimana arsitek Bernini mampu membangunnya.

Belum lagi setelah saya masuk ke dalam basilika Santo Petrus, mungkin seandainya ada lalat, pasti sudah nyasar masuk ke dalam mulut saya, karena sepanjang waktu saya terlongo-longo mengagumi kemegahannya. Bukan hanya dindingnya yang dilapisi marmer yang diukir indah, tapi juga langit-langitnya yang menjulang tinggi diukir dengan cantiknya. Gereja ini didirikan untuk mendedikasikan Santo Petrus, paus pertama yang dalam bahasa Inggris dinamakan Peter, bahasa Yunani Petrus dari asal kata “petra” yang bermakna “batu karang” (rock).

[caption id="attachment_338513" align="aligncenter" width="632" caption="(dok pribadi)"]

14082691731264297802

[/caption]

Situs wisata lainnya yang menurut saya justru lebih kecil kenyataannya daripada yang saya bayangkan sebelumnya adalah patung perunggu Manneken Pis (bahasa Perancis Le Petit Julien, bahasa Inggris “Little Man Pee”) alias “bocah laki yang sedang pipis”. Patung ini menjadi ikon dan landmarkkota Brussels, Belgia. Saya sudah lama mengetahui Manneken Pis ini, tapi tak menyangka bahwa patung ini ternyata sangat kecil dan lokasinya pun tidak menonjol. Manneken Pis ini terletak di perempatan jalan kecil (untuk tidak menyebutnya sebagai gang) yaitu pertemuan jalan Stoofstraat dan jalan Eikstraat. Patung bocah kencing yang dibuat pada tahun 1618 ini tingginya hanya 61 cm saja dan konon dalam sejarahnya sudah beberapa kali dicuri orang. Persis di sebelah situs Manneken Pis ini, ada toko cokelat Belgia yang ukurannya termasuk kecil dan menjual segala macam cokelat, termasuk cokelat replika Mannekin Pis dengan aneka warna.

[caption id="attachment_338514" align="aligncenter" width="612" caption="(dok pribadi)"]

14082692201134900633

[/caption]

Satu lagi tempat wisata yang cukup terkenal di Belanda dan ternyata lebih kecil daripada yang saya bayangkan adalah taman mini Madurodam. Saya tahu Madurodam merupakan representasi budaya dan alam Belanda di mana semua benda dibuat replika dengan ukuran kecil 1 berbanding 25. Nama Madurodam mengambil nama pahlawan Belanda George Maduro, yang gugur dalam masa penjajahan Nazi. Semua obyek di sini memang serba mini, ada kapal mini, kereta api mini, jembatan mini, kincir angin mini, dan sebagainya. Tapi terus terang saya agak kecewa melihat Madurodam ini, karena saya membayangkan areanya sangat luas. Ternyata areanya cukup kecil dan tidak mengesankan. Pada tahun 2011 – 2012, Madurodam pernah ditutup sementara untuk renovasi karena dirasakan animo pelancong semakin menurun. Tapi setelah direnovasi, nampaknya salah satu atraksi turis yang berlokasi dekat kota Den Haag ini tetap kurang menarik.

Ya, inilah sekelumit pengalaman pandangan mata berwisata ke beberapa kota di Eropa. Ada yang lebih gede dan ada pula yang lebih kecil daripada yang saya bayangkan. Seperti halnya melihat tokoh di televisi, begitu bertemu orangnya in person, ternyata sosoknya pendek, atau sebaliknya sosoknya tinggi besar di luar bayangan kita sebelumnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline