Lihat ke Halaman Asli

Menulis dan Kesia-siaan Waktu

Diperbarui: 9 Februari 2017   14:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : freefoto.com

Waktu luang dan sarana yang tersedia rasanya sudah cukup untuk modal menulis. Tinggal kemauan ada atau tidak. Ya.. kemauan untuk menulis. Tidak mudah memang menghadirkan kemauan menulis dalam diri kita. Bahkan buat mereka yang sudah berkali-kali mengikuti berbagai pelatihan menulis.

Mungkin tidak jauh beda dengan orang yang belajar bahasa asing. Meski sudah pernah mengikuti berbagai kursus bahasa asing, namun akhirnya tidak diasah setiap hari dengan membiasakan diri menggunakan bahasa asing itu, akhirnya menguaplah hasil kursus itu.

Coba sedikit kita tengok kebelakang. Era tahun 90-an, dimana komputer masih barang langka adanya hanya mesin ketik. Toh bagi mereka yang punya kemauan, hal itu tidak membuat mereka berputus asa untuk menuangkan karya mereka dilembaran-lembaran kertas putih. Bayangkan, baru beberapa baris mengetik kalimat-kalimat diatas kertas, tiba-tiba pikiran berubah. Akhirnya kertas itu nasibnya dilempar ke tempat sampah. Jika tidak ada kemauan yang kuat, tak akan pernah terwujud sebuah karya tulis yang enak untuk dibaca. 

Beda halnya dengan kondisi saat ini, dimana komputer dengan segala macam jenisnya telah mampu dimiliki oleh masyarakat secara luas. Jika dibandingkan, mestinya generasi sekarang ini harus lebih bersemangat untuk menulis.

Adalah sebuah kesia-siaan waktu bagi mereka yang memiliki kesempatan dan sarana untuk tidak menulis. Ibarat sebuah barang, menulis adalah proses produksi sedangkan membaca adalah mengkonsumsi. Apakah kita lebih memilih untuk hanya menjadi seorang konsumen? Hanya menikmati hasil karya orang lain yang belum tentu sesuai dengan selera dan keinginan kita?

Alangkah nikmatnya kalau kita berhasil membuat segelas minuman yang kita racik sesuai selera kita. Pasti tidak ada penolakan dari tubuh kita, entah mual mau muntah, meringis karena rasanya terlalu asam, atau eneg karena terlalu manis.

Alangkah nikmatnya kalau kita berhasil membuat resep masakan sesuai yang kita inginkan. Pasti dengan sukarela dan senang hati kita menikmatinya, tidak menjulurkan lidah karena kepedasan atau meringis karena keasinan.

Yuk, kita mulai menulis. Hanya butuh kemauan yang kuat untuk itu. Begitu pula saat saya membuat tulisan ini, waktu luang dan sarana ada didepan mata. Hanya sedikit usaha kita untuk memunculkan kemauan yang kuat untuk menggerakkan jari jemari kita diatas keyboard mengikuti rangkaian huruf, kata dan kalimat yang muncul dilayar komputer kita. Jangan sia-siakan waktu dan sarana yang sudah didepan mata kita.

Jangan lupa siapkan secangkir teh atau kopi disamping kanan Anda, setidaknya akan sangat membantu jika tiba-tiba mood untuk menulis sirna.

Selamat berkarya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline