Lihat ke Halaman Asli

Abdul Ghofar

Menulis mengisi waktu mengungkap rasa

Ibu dan Bahasa Ibu

Diperbarui: 6 Januari 2024   05:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrasi dari pixabay

Ibu dan Bahasa Ibu, tulisan ini hanya berdasarkan kesimpulan pribadi dari beberapa pengalaman.

Suatu kali saya melihat teman saya warga negara Malaysia sedang menggendong anaknya yang sedang rewel di supermarket.

Ya seperti biasa, namanya teman dan tetangga diflat kami tinggal, saya coba menyapa dalam bahasa Indonesia tentunya, " Eee sudah besar masih minta gendong." 

Dan yang tidak terduga, teman saya tadi menjawab, " Iya ni Pak, gembeng dia nih." dengan logat Melayu tapi memakai bahasa Jawa.

Karena terkejut, dan memang sudah lama sekali sejak saya merantau, saya tidak mendengar kata gembeng itu, dengan reflek saya bertanya, " Lo kok tahu kata gembeng?."

Teman saya itu menjawab," Iya istri saya suka mengatakan itu, istri saya itu orang Jawa, kalau dirumah dia dan ibu bapaknya selalu berbicara bahasa Jawa." 

Padahal setahu saya mereka semua adalah warga Malaysia, rupanya keluarga istri teman saya adalah orang Jawa Malaysia, keturunan Solo.

Pengalaman kedua, ketika saya pergi Umrah.

Selama 4 hari saya bersama seseorang yang selalu berbicara bahasa Jawa ketika kita bertemu.

Bercerita apa saja tentang apa saja dalam bahasa Jawa, tanpa saya sadari bahwa dia bukan orang Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline