Lihat ke Halaman Asli

Gus Noy

TERVERIFIKASI

Penganggur

Puisi | Yang Pernah Terbaring di Sini

Diperbarui: 12 Oktober 2019   16:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selamat tinggal
Dari sebutir debu yang pernah terbaring
Setengah tahun terakhir
Di sini

Malam adalah siang bagi alat musik
Penguat suara dan cahaya
Kelindan kabel membagi energi
Mimpi-mimpi pun buyar dan ambyar

Seperti akhir tahun kemarin
Terbaring pada sisi kiri
Berdekap debu-debu dan daun-daun kering
Di atas lipatan spanduk perdagangan manusia
Tanpa sepucuk perantara menyiasati iklim

Selamat tinggal adalah ucapan paripurna
Dari sebutir debu yang pernah menggigil
Dibekap demam dan gersang
Ketika manusia hanya memikirkan kapan hujan

Sebutir debu memang bukanlah manusia
Terlindas sandal sepatu roda adalah nasibnya

Nasib tidak perlu dibiarkan jadi penguasa
Perubahan adalah cuaca yang tidak terelakkan
Angin dari bawah pintu mengipasi khayalan

Selamat tinggal untuk semua yang usang
Sebutir debu terbangun untuk menyambut fajar

*******
Beranda Khayal - Balikpapan, 11 Oktober 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline