Adalah dinding
Berdiri di antara aku dan kamu
Dalam dapur tanpa atap
Tiada secangkir kopi terlahir dari dinding
Dialog sepotong telinga sebenarnya monolog
Kepala memuntahkan pantulan nan senyap
Siapa mendengar siapa membicarakan dirinya sendiri
Dulu dinding-dinding bertelinga
Bisik-bisik tidak luput dari risiko
Kini dinding-dinding bermulut
Bising-bising meluputkan maksud
Aku harus berbicara seperti apa lagi
Halilintar lidahku langsung tertanam di bawah dinding
Kamu berpikir bahwa aku pun bersuara sama denganmu
Maka dinding akhirnya menjadi sasaran
Sekali tandukan membuat kambing-kambing sepi embikan
Sekali saja sudah menujah jantungmu
Tumbanglah bidang dadamu di lantai dapur
Adalah luka
Telah tegak di antara aku dan kamu
Perlukah kompor atau tungku potongan kayu bekas
Aku mendadak bisu
Kamu mendengar tentang apa lagi
******
Kupang, 23 Juli 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H