Lihat ke Halaman Asli

Gus Noy

TERVERIFIKASI

Penganggur

Puisi | Menanduk Dinding

Diperbarui: 25 Juli 2019   00:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Adalah dinding
Berdiri di  antara aku dan kamu
Dalam dapur tanpa atap

Tiada secangkir kopi terlahir dari dinding
Dialog sepotong telinga sebenarnya monolog
Kepala memuntahkan pantulan nan senyap
Siapa mendengar siapa membicarakan dirinya sendiri

Dulu dinding-dinding bertelinga
Bisik-bisik tidak luput dari risiko

Kini dinding-dinding bermulut
Bising-bising meluputkan maksud

Aku harus berbicara seperti apa lagi
Halilintar lidahku langsung tertanam di bawah dinding
Kamu berpikir bahwa aku pun bersuara sama denganmu

Maka dinding akhirnya menjadi sasaran
Sekali tandukan membuat kambing-kambing sepi embikan
Sekali saja sudah menujah jantungmu
Tumbanglah bidang dadamu di lantai dapur

Adalah luka
Telah tegak di antara aku dan kamu
Perlukah kompor atau tungku potongan kayu bekas

Aku mendadak bisu
Kamu mendengar tentang apa lagi

******
Kupang, 23 Juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline