Lihat ke Halaman Asli

Gus Noy

TERVERIFIKASI

Penganggur

Puisi | Sebelum Gelap Menerkam Remang

Diperbarui: 17 Juni 2019   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebelum gelap menggilas segenap pandang
Sebelum aku terhalang kelam di hadapanmu
Dunia yang tidak pernah terinjak sebelumnya

Aku tidak ingin mengingatmu
Oh, wahai penganiaya kenyataan
Oh, wahai penabur serpihan pelat besi berkarat

Jejak-jejak darahku memerah cahaya
Memecah langkah merekah luka-luka
Tetesan demi tetesan sepanjang lantai berduri karang

Aku tertatih-tatih menahan putaran jam
Di ruang basa-basi tentang kekerasan perbudakan
Peti mati kapitalisme demokrasi entah apa lagi

Kamu memutar jarum ke angka-angka
Kelam menenggelamkan setiap jejak
Di atas roda berbintang hitam yang patah lingkarannya

Aku terletih-letih merintih diterpa jarum ke angka-angka
Kamu masih terus memutar sambil kini terpingkal-pingkal
Dengan iringan darah juang berulang-ulang

Aku kalah dan terenyah dari lintasan berangka-angka
Terkapar di telapak pagar berduri tanaman rambat
Sebab orang asing selalu memicu cemburumu

Aku telah lumpuh di hadapan gelap mencekam
Darahku habis diisap jari-jari legam logammu
Terkapar tanpa gelepar dan gemetar

Sebelum gelap mengendap-endap ke luka-lukaku
Sebelum semua menerkam melumat ingatan
Hanya kamu yang kini terjerat tersesat di sela sisa rambutku

*******
Kupang, 17 Juni 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline