Lihat ke Halaman Asli

Gus Noy

TERVERIFIKASI

Penganggur

Puisi | Menjadi Batu

Diperbarui: 2 Juni 2019   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku memilih menjadi batu
Sebutir kerikil beku di bawah langit
Sebongkah saja di atas tanah

Aku memilih menjadi batu beku
Tidak perlu bergerak seperti angin
Tidak perlu berpindah seperti naik ambulans

Cukuplah aku sebutir kerikil
Menggigil di bawah langit lapang
Tidak perlu tersesat dalam sepatu

Cukuplah aku batu saja
Tidak memilih menjadi intan apalagi emas
Semarak kemuliaan hanyalah sengketa

Cukuplah aku sebagai batu
Dari atas tanah meski di pinggir sungai sepi
Bukan dari kepala terjungkal ke ginjal atau saluran kemih

Batu beku menghidupi diri
Pasrah terpenjara takdir
Cerca cuaca menguji bertubi-tubi

Batu beku dipakai tukang bangunan
Ditempatkan paling bawah dari penjuru pandang
Tiada rumah gagah perkasa di atas pasir

Batu beku menopang beban hingga beragam perabotan
Orang-orang mesin-mesin menggetarkan udara
Aku tidak pernah bisa menjadi air dan api

Aku memilih menjadi batu
Sendiri sepanjang musim silih berganti
Beku meski sekelilingku berubah abu

*******
Kupang, 2 Juni 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline