Lihat ke Halaman Asli

Gus Noy

TERVERIFIKASI

Penganggur

Puisi | Tidak Semudah Itu Membalikkan Telapak Tangan

Diperbarui: 31 Oktober 2018   02:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kamu sedang kelelahan, rupanya
Tergeletak dengan tersengal-sengal
Di antara liukan aspal dan bentang baja

Kamu sudah berusaha mengejar, rupanya
Laju roda-roda mengangkut mimpi-mimpi
Ke segala penjuru berdengung gaung gema
Barang dan harga di tembok kota-kota

Kamu sudah berusaha sekuat tenaga, rupanya
Melipat setiap trotoar di tepi-tepi riuh rendah
Para pemulung peluang menguras berangkas
Pundi lumbung tanpa menengok gembok dan tembok

Kamu hanya mengutamakan maumu, rupanya
Akhirnya kamu kelelahan tergeletak tersengal-sengal
Bahkan seperti mendadak anfal

Liukan aspal melilit telapak tangan kanan
Bentangan baja membelit telapak tangan kiri
Kehampaan memompa-mompa dada

Kamu ingin berteriak agar keajaiban bertindak
Berbondong-bondong melepaskan lilitan dan belitan
Menggotongmu segera ke tempat maumu
Berbalik lagi menebas sulur aspal dan julur baja
Agar kamu bebas berguling bergelegak gelak

Oh, rupanya kamu ingin bisa sesegera mungkin
Membalikkan telapak tangan dari terkulai lunglai

Oh, tidak semudah itu membalikkan telapak tangan
Amunisimu ludes dimangsa ambisi

Kamu berharap keajaiban berpihak padamu, rupanya
Di saat-saat kemustahilan paling memungkinkan
Kamu hanya sanggup meletupkan sesenggukan
Berbaur debu asap membius seluruh paru
Tetapi kamu enggan mengakui lapuk rapuhmu

*******
Kupang, 31 Oktober 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline