Lihat ke Halaman Asli

Gus Noy

TERVERIFIKASI

Penganggur

Aku Berlindung Mutlak dalam Kekekalan Pelukanmu

Diperbarui: 24 April 2018   10:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Dengan segala debu melekat di bawah kakimu
Aku rebah serata tepian bayangmu
Telah takluklah sejuntai jantung paru

Oh, Pelukan yang menangkap aku
Lepasku dulu adalah limbung melambung-lambung
Laksana debu dipermainkan pertikaian angin
Laksana layang-layang putus benang
Laksana anak ayam hilang induk

Oh, Pelukan yang membentang kedua sayap
Nan lebar menghalau panah matahari biru
Matahari merah rembulan berdarah
Inilah aku yang tidak lebih gagah dari
Sebutir debu di seluruh padang gurun ini

Oh, Pelukan yang menutup rapat segala celah
Menghalau segenap angin beracun maut
Inilah aku yang berhari-hari tanpa dilirik laju
Jarum jam dan lembar almanak

Oh, Pelukan yang leburkan liar luka koreng
Menyatukanku kembali dari reruntuh puingku
Inilah aku yang ingin kedua pelupuk mataku
Terengkuh sepeluk pelukanmu membendung
Cercah siang yang pecahkan pandang
Gelap malam yang padamkan mata

Pelukanmu adalah benteng terakhirku
Bentang sayap-sayapmu bukanlah kayu batu
Aku berlindung mutlak dalam kekekalan pelukanmu
Siapa 'kan tepiskan aku dan lengan kukuhmu
Apa pula 'kan  lerai aku dari erat pelukmu

*******
Panggung Renung -- Balikpapan, 23 April 2018

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline