Lihat ke Halaman Asli

Gus Noy

TERVERIFIKASI

Penganggur

Puisi | Demi Satu-satunya Pelukan

Diperbarui: 24 April 2018   23:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Apa yang perlu dipeluk sepuas hasrat 
Ketika pisau-pisau menikam diam-diam 

Maka kutinggalkan saja pelukan pilu
Memenuhi panggilan pelukanmu
Sebab masih terhidang hijau dan danau
Kijang-kijang berjingkrak di sekitarnya

Padang gurun yang hanya berisi penyamun
Malam-malam membentang kerisauan
Aku telah mengenal setiap sayatan di permukaan
Dengan nama-nama bermata pisau

Apa yang dipaksakan untuk bertahan
Pelukan tidak pernah murni kecuali pisau-pisau

Maka kumasuki lingkup pelukanmu
Sebab udara masih mengabarkan kesegaran
Semarak bunga-bunga bersorak burung-burung
Di antara pepohonan di sekitar hijau dan danau

Dalam pelukanmu rerumputan menadah
Embun hujan pagi dan senyum tanpa muslihat
Aku telah tersiram sejuk yang selalu kudamba

Demi satu-satunya pelukan tanpa pisau
Aku akan memelukmu dengan seluruh rindu ini

*******
Panggung Renung -- Balikpapan, 24 April 2018

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline