Kamu tertidur dalam sebuah buku pertarungan
Seorang kesatria pujaan hati remaja puteri
Kemenangan-kemenangan atas delapan naga
Seorang puteri tunggal pun jatuh cinta
Mahkota paling damba disematkan dalam upacara
Semerbak senyum menyambut bangunmu
Sosok kesatria merasuk utuh dirimu
Matahari tidak berdaya dalam tatapanmu
Lidah menjulur seolah pedang paling legenda
: Sugesti
Kamu menolak vonis seorang psikolog siang hari
Vonis sadis menohok mengolok-olok
Pedang paling legenda tidak setara golok rongsok
Betapa tidak pantas bagi seorang kesatria bermahkota
Alangkah tidak layak bagi penakluk naga-naga
Kamu adalah kesatria tidak terdiagnosis psikolog
Analisis hipotesis hanya desisan-desisan bagimu
Kamu jagal segala sasis seperti dalam episode pertarungan
Delapan naga tidak lebih gagah dari ulat kupu gajah
Kamu terus mengayunkan pedang di mulutmu
Kamu adalah kesatria bermahkota idaman para pria
Remaja-remaja puteri kesengsem kurang asem
Orang-orang mengangkat-angkat ragamu
Hidup kesatria paling mulia di muka persada raya
: Hipokritis
Lidahmu menjulur ke kulit leher psikolog
Sampai semua seperti dalam sebuah buku pertarungan
*******
Kelapa Lima, Kupang, 28-11-2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H