Lihat ke Halaman Asli

Gus Noy

TERVERIFIKASI

Penganggur

Tidak Peduli pada Teori Penulisan Paling Ampuh Sedunia

Diperbarui: 3 November 2017   18:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya tidak peduli pada setiap teori paling ampuh untuk menulis karya paling heboh, entah itu menulis puisi, cerpen, novel, esai, opini, maupun apa saja. Dan, saya sering membaca banyak teori menulis, misalnya trik menulis cerpen paling tokcer-moncer, trik menulis esai paling aduhai, trik menulis puisi penuh gizi, dll. termasuk tips-tips, justru ditulis oleh orang-orang yang kurang memiliki karya sangat memikat, memukau, apalagi mengguncang dunia penulisan karya sejagat raya.

Sementara para penulis hebat, misalnya Seno Gumira Ajidarma ataupun Pramoedya Ananta Tur, sama sekali tidak menuliskan teori menulis ini-itu dalam bentuk tulisan berseri maupun bentuk buku teori tulis-menulis. Saya belum pernah menemukan buku-buku teori menulis cerpen paling keren yang dibuat Seno. Saya pun belum pernah membaca buku-buku teori menulis novel paling hebat yang dibuat oleh Pram.

Ya itu tadi, orang-orang yang sama sekali tidak mampu membuat karya-karya yang menggetarkan jagat raya, kok justru kelihatannya mampu-lancar menulis teori-teori mengenai menulis karya yang menggemparkan dunia bacaan dunia? Tidak hanya dalam bentuk artikel dengan sekian kata, melainkan menjadi buku-buku mungil nan centil lho.

Atau, mungkin, berteori menulis anu-apalah selalu jauh lebih mudah daripada konsisten mencipta karya yang benar-benar spektakuler-mencengangkan dunia bacaan sejagat. Mungkin konsisten sebagai "sok tahu" itu jauh lebih mudah-asoy daripada konsisten mencipta karya-karya yang mampu mengalahkan karya-karya Seno atau Pram.

Saya tidak tahu sehingga saya menuliskan dengan kata "mungkin". Barangkali (menghindar dari "mungkin" melulu) saya memang tidak perlu tahu, apalagi berusaha untuk peduli, tentang teori paling ampuh untuk menulis karya paling heboh. Barangkali saya hanya wajib mencipta (berkarya) tanpa perlu repot peduli pada teori berbuku-buku. Entahlah.

Yang saya tahu, Seno dan Pram begitu hebat karena karya mereka bukanlah berupa artikel ataupun buku teori berjilid-jilid. Lantas, kesimpulan sok tahu saya, berkarya (mencipta karya) itu lebih utama daripada sibuk menyusun teori-teori menulis paling sakti-mandraguna. Ah, saya memang sok tahu kalau sudah begini-begitu.

*******

 Kelapa Lima, Kupang, 3 November 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline