Krisis likuiditas adalah kondisi dimana lembanga keuangan,seperti bank komersial,mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya akibat kekurangan dana tunai.Ketika krisis likiuiditas terjadi,dapat memicu ketidakstabilan dalam sistem keuangan yang lebih luas.Untuk mengatasi masalah ini,Bnak sentral memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas keuangan dan ekonomi secara keseluruhan.
Bank Sentral adalah lembanga keuangan yang memiliki tanggung jawab utama untuk mengatur dan mengawasi sistem moneter disuatu negara atau Kawasan.Bank sentral memiliki berbagai fungsi yang mencakup pengedalian inflasi,pengelolaan Cadangan devisa,dan stabilitas nilai tukar.
Likuiditas mengacu pada kemampuan suatu aset untuk diubah menjadi uang tunai dengan cepat dan tannpa kehilangan nilai yang signifikan.Likuiditas juga menujukkan kemampuan suatu Lembaga keuangan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa harus menjual asetnya dengan harga rendah.
Krisis Likuiditas terjadi Ketika bank atau Lembaga keuangan tidak memiliki cukup uang tunai atau aset likuiditas untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya,seperti pernarikan dana oleh nasabah atau pembayaran utang kepada pihak lain.Krisis likuiditas sering kali dipicu oleh beberapa faktor seperti penurunan kepercayaan pasar,kegagalan Lembaga keuangan,atau gangguan ekonomi yang signifikan.
Bank Sentral bertindak sebagai "Lender of last resort" atau pemberi pinjaman terakhir bagi Lembaga keuangan yang menghadapi kesulitan likuiditas.Langkah ini bertujuan untuk mencegah kebangkrutan Lembaga keuangan yang dapat menyebabkan dampak sistemik pada ekonomi.
Pemberian likuiditas darurat biasanya dilakukan melalui mekanisme seperti REPO (Repurchase agreement) atau fasilitas diskonto.Dengan menyediakan pinjaman likuiditas darurat,bank sentral dapat mencegah kepanikan pasar dan menjaga kepercayaan investor terhadap sistem perbankan.
Bank sentral dapat menurunkan suku bunga untuk mendorong bank-bank komersial meminjam lebih banyak uang dan meningkatkan likuiditas dipasar.Suku bunga yang lebih rendah juga dapat meningkatkan kegiatan investasi dan konsumsi di ekonomi,yang dapat membantu memulihkan pertumbuhan ekonomi.
Penurunan suku bung aini berfungsi untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kepercayaan dalam pasar keuangan,yang pada gilirannya dapat mengurangi tekanan likuiditas pada Lembaga keuangan.Ketika krisis likuiditas berdampak pada nilai tukar mata uang suatu negara,bank sentral dapat melakukan intervernsi dipasar valuta asing untuk menstabilkan nilai tukar.Intervernsi ini dapat dilakukan dengan cara menjual Cadangan devisa untuk meningkatkan nilai mata uang atau mebeli mata uang asing untuk mencegah depresiasi lebih lanjut.Stabilitas nilai tukar mata uang sangat penting dalam menjaga kepercayaan investor asing dan mencegah perlarian modal yang dapat memperburuk likuiditas.
Pada saat krisis moneter asia tahun 1997-1998,Bank idnonesia mengambil peran penting dalam menstabilkan sistem perbankan negara.Bank Indonesia memeberikan fasilitas likuiditas kepada bank-bank yang mengalami kesulitan dalam melakukan intervernesi di pasar valuta asing untuk mempertahankan stabilitas rupiah.Meskipun langkah-langkah ini tidak sepenuh nya menghilangkan krisis,interverensi yang dilakukan oleh bank indonesia membantu meredam dampak buruk dari kegagalan perbankan yang lebih luas dan mempercepat pemulihan ekonomi pasca krisis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H