Lihat ke Halaman Asli

BlueBird Group dan Media Sosialnya

Diperbarui: 9 Mei 2018   07:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

blue bird

Bisnis taksi konvensional saat ini sedang "terbatuk-batuk" menunggu ajalnya tiba yang mulai tergantikan oleh taksi online. Salah satu taksi konvensional yang pernah merajai pasar bisnis transportasi adalah taksi Blue Bird. Dimulai dari pemberitaan di media massa tentang driver-driver taksi Blue Bird yang melakukan penganiayaan, sweeping secara paksa terhadap driver-driver ojek atau pengemudi taksi online. Berita-berita tersebut tentu mempengaruhi citra perusahaan di mata masyarakat.

Terlepas dari fakta yang terjadi, ada hal yang menarik untuk dikaji. Salah satunya adalah bagaimana cara perusahaan Blue Bird ini dapat bertahan hingga sekarang dengan memanfaatkan berbagai media untuk mengkomunikasikan segala sesuatu yang ada di perusahaan untuk menggaet customer. Media-media yang dimaksudkan adalah media sosial seperti Instagram, twitter, facebook dan lain-lain.

Dibawah ini adalah komponen persyaratan sebuah brand dapat dikatakan telah memiliki marketing plan yang baik melalui media sosial:

1. Brand Development

Kenapa customer menggunakan jasa kita? Apa yang ditawarkan ke customer? Dari media sosial Instagram yang digunakan oleh Blue Bird, mereka memfokuskan target marketnya ke orang-orang muda berusia 30 tahun keatas. Karena foto-foto yang digunakan untuk promosi di akun tersebut menggunakan orang-orang muda pekerja kantoran yang notabene sudah memiliki penghasilan yang tetap, yang ditawarkan oleh Blue Bird adalah berbagai promo potongan harga yang terhitung masih mahal untuk anak-anak muda usia 18-25 tahun yang merupakan usia dimana seseorang menjalani masa perkuliahan.

2. Identify target customers

Komponen ini berisi tentang bagaimana suatu brand mengidentifikasi target mereka. hal ini menurut saya Blue Bird kurang terfokus pada satu target yang ingin mereka capai. Terbukti dari kerjasama yang dilakukan Blue Bird dengan Gojek. Hal ini merupakan Blunder yang dilakukan oleh Blue Bird, karena apa yang dilakukannya adalah memperluas target, sedangkan Gojek yang menurut saya memfokuskan target customernya kepada orang-orang muda berusia 18-25 tahun. Memperluas target hanya akan membuang-buang keuangan perusahaan yang dari awalnya sebuah pesan sudah di design untuk orang pekerja kantoran berusia 30 tahun keatas. Ditambah dengan citra Blue Bird yang sudah dipandang mahal oleh orang-orang muda berusia 18-25 tahun yang masih hidup dari uang orang tuanya.

3. Visual design and web development strategy

Dari media sosial instagram yang digunakan oleh Blue Bird, secara visual taksi Blue Bird menarik perhatian, karena teknik fotografi, teknik pemilihan warna yang sangat cocok dengan Brand. Dari teknik fotografi, model yang digunakan cocok dengan target customer yang ingin dituju, sedangkan dari teknik pemilihan warna biru yang dominan bersifat menenangkan mata, sehingga customer yang berkunjung ke laman Instagram Blue Bird nyaman saat melihat-lihat konten yang di posting oleh Blue Bird.

Cukup sekian dulu pembahasan saya pada hari ini. semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk pembaca

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline