Lihat ke Halaman Asli

Gusminto Adi Prayitno

PrasangkaTuhan tergantung prasangka hamba-Nya

Hidup Pun Penuh Asesmen

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hidup itu serba ujian, tes, dan sudah pasti seperti itu. Dari buaian lahir sudah ditunggu oleh berbagai ujian. Paling mudah diamati ketika masuk pada instansi atau lembaga, seperti sekolah umum atau perguruan tinggi. Tidak heran sekarang dengan bertambahnya populasi, bertambah rumit pula jalan yang harus dilewati yang berupa tes, tes dan tes. Ingin masuk pendidikan yang favorit harus melewati tes, ingin dapat pendidikan gratis harus melewati tes, ingin dapat kerja harus melewati tes, semua adalah serba tes atau ujian. Sehingga hasil tes tersebut dikualifikasikan guna mendapatkan imbalan atau reward yang sepantasnya.

Berbicara tentang kualifikasi tes lebih enaknya jika menggunakan kata "asesmen". Sahabat semua, dengan bahasa santai saya mencoba manyampaikan gagasan lewat tulisan ini. Ternyata kata asesmen ini sudah ada kala perang dunia II, karena hal ini berpegang pada laporan mengenai aktivitas salah satu cabang dari O.S.S (Office Strategic Services) AS (OSS, 1948).

Pengumpulan informasi awal yang belum terklasifikasin inilah sebutan dari asesmen. Dulu asesmen kala perang dunia II terbagi menjadi tujuh kualifikasi umum dan tiga kualifikasi khusus, karena secara esensialnya isi dari O.S.S adalah menyeleksi calon untuk melaksanakan misi khusus dalam PD II. Sehingga, tidak sembarangan mencari orang untuk diberi amanah mengemban tugas. Sama halnya jika ingin masuk perguruan tinggi yang favorit seseorang harus melewati tes demi tes.

Kemudian apa kualifikasi umum dan khusus di atas? Agar tidak penasaran, kualifikasi khusus terdiri dari:

a. kemampuan fisik: seperti ketangkasan, keberanian, kenekadan, kekasaran, daya tahan.

b. mengamati dan melaporkan: kemampuan untuk mengamati dan mengingat secara akurat fakta-fakta signifikan dan relasinya untuk mengevaluasi informasi, untuk melaporkan singkat dan tepat.

c. keterampilan propaganda: kemampuan untuk menangkap kerawanan psikologis musuh , menguasai beberapa tekik subversif.

Begitu supernya kualifikasi pada seleksi O.S.S di atas, maka mulai sekarang tidak ada salahnya jika kita membiasakan diri dengan berbagai kualifikasi kehidupan yang serba beragam ini. Buat apa juga ada asesmen-asesmen seperti itu? Jangan berpersepsi buruk dahulu, karena semua ada itu bukan berarti tidak memberi manfaat. Bahkan Tuhan menciptakan makhluk-makhluknya pun, semua ada manfaatnya.

Adapun alasan diadakannya asesmen yakni :

1. Untuk penyaringan dan diagnosis

Kalau berpikir kegunaan saringan pasir dibangunan, di pikiran akan memunculkan jawaban agar lebih dihasilkan pasir yang lembut. Misal yang lain diadakan penyaringan untuk masuk ke perguruan tinggi favorit dengan harapan akan tumbuh benih-benih yang berkualitas. Seperti itu analoginya, sedangkan peran diagnosis dalah menemukan proses terjadinya gangguan. Mahasiswa yang sering tidak masuk kelas, tidak mengerjakan tugas, dll dengan diadakan diagnosis akan tampak terkena masalah apa ia. Sehingga mudah untuk memberikan konsekuensi, semisal diberikan hukuman.

Berbicara mengenai hukuman saya menjadi ingat, ada salah satu buku yang menyebutkan bahwasanya hukuman sering tidak efektif. Alasan yang pertama karena hukuman ini dapat menyebabkan seseorang mengaitkan hukuman dengan orang yang menghukum, bukan dengan tingkah lakunya. Semisal orang yang masuk penjara dikarenakan laporan dari warga kampung telah mengonsumsi narkoba. Maka, ia akan berbicara, "seandainya tidak gara-gara orang itu, saya tidak akan mengalami nasib seperti ini. Kedua, hukuman ini sering menyebabkan orang menghindari hukuman daripada menghentikan tingkah laku yang tidak diinginkan. Misal larangan merokok dalam kelas, karena ia takut kena hukum saat di kelas maka sembunyi-sembunyi. Padahal sudah tahu bahwa telah ditempel peraturan merokok di dalam ruang kelas. Ketiga, hukuman mungkin melatih seseorang tentang apa yang tidak boleh dilakukan, tetapi tidak melatih apa yang harus dilakukan.

2. Evaluasi

Dengan evalusi, maka akan mengatahi efeknya sehingga dapat menghimpun untuk menentukan kekuatanm kelemahan dan keparahan permasalahanyang dihadapi seseorang.

3. Riset

Satu diantaranya banyak manfaat ini yaitu untuk menyajikan kepada seseorang, informasi mengenai dirinya sendiri, sehingga dapat membuat keputusan bagi diri mereka sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline