Lihat ke Halaman Asli

Bunda Oh Bunda Putri

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Polemin Bunda putri semakin hari semakin membuat gerah kebenaran, ketika suatu kebenaran yang telah hampir sedikit lagi di rengkuh oleh bangsa ini, ternyata justru di politisasi lagi oleh 2 orang politikus yang tidak bertanggung jawab. Permasalahan yang kian mendesak untuk diperangi dan di berantas hingga akar-akarnya malah justru dihancurkan oleh permasalahan Bunda Putri. Bunda Putri yang kita kenal sekarang merupakan seorang pengusaha, atau lebih dikenal sebagai seorang makelar proyek yang di-isukan dekat oleh beberapa penguasa negeri ini. Memang Bunda Putri ini memang eksis di kalangan pejabat, karena beliau adalah seorang pengusaha, jd sudah pasti dapat dipastika mereka kenal dengan beberapa nama besar.. Akan tetapi jika permasalahan ini di politisasi maka menjadi suatu problematika yang meresahkan dalam ranah percaturan politik di indonesia. Oleh karena itu sebaiknya 2 orang politisi yang sekarang sedang diadili ada baiknya ber-konsentrasi kepada kasus yang mereka hadapi, tidak perlu mempolitisasi hal-hal yang tidak perlu.

Bagaikan oase di tengah padang pasir, KPK berjalan di jalur yang seharusnya.. Sehingga dapat menyelesaikan kasus-kasus yang kini sedang melanda dunia politik Indonesia. sudah seharusnya kita sebagai masyarakat indonesia mendukung dan berjalanan bergandengan tangan dengan KPK.

Menjelang pemilu 2014 ini banyak kasus yang sengaja di politisasi partai tertentu untuk dengan sengaja menodai kapabilitas partai-partai yang berada di negeri ini. Partai yang tengah terlibat kasus korupsi dewasa ini, telah melemparkan satu diskursus yakni “Bunda Putri” yang dimaksudkan untuk mencemari kapabilitas partai-partai lain yang akan mengikuti kontes demokrasi paling akbar di negara ini yakni PEMILU..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline