Lihat ke Halaman Asli

Hasta Brata: Seni Memimpin ala Jawa (1)

Diperbarui: 23 Februari 2016   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Laku yang ia jalankan tidak mudah, ada puluhan tantangan dan cobaan yang mesti dilakoni sebelum akhirnya ia selamat dari tirakatan yang penuh ujian. Ia sengaja menyendiri keluar sementara dari gemerlap kekuasaan di istananya untuk menguji diri, mengendalikan hawa nafsu demi cita-citanya yang agung. Ia bertekad memperjuangkan masyarakat karena ia percaya darmaning satriya mahani rahayuning nagara.

Pengembaraan spiritualnya panjang dan melelahkan, hingga suatu ketika dalam semadi yang kyusuk ia mendapat pesan suci untuk menemui Begawan Kesawidi. Seorang tokoh pertapa yang menguasai aji untuk kuat memimpin negeri.

Kedatangannya membawa keyakinan pada Begawan Kesawidi bahwa ialah orang yang tepat dan kuat untuk diwarisi ilmu yang luhur ini. Sebelum menerima wahyu agung itu ia berpuasa dan membersihkan diri, menguatkan tekad dalam berjuang.

Wahyu ini bukan sembarang wahyu, barangsiapa memilikinya ia akan menjadi sakti dan kelak akan menurunkan raja-raja yang memimpin marcapada. Oleh sebab itu, begawan Kesawidi sangat berhati-hati sebelum mewedarkan wahyu ini. ia memilih hanya orang yang bertekad dan mampu menjaga amanah besar itu, dan arjuna dirasa paling mumpuni untuk mengamalkan ajaran agung itu. Wahyu Makutharama.

***

Yasadipura I (1729-1803 M) seorang pujangga keraton Kasunanan Surakarta dalam buku karyanya  yang berjudul Ramayana menjelaskan hakikat wahyu Makutharama. Ialah delapan prinsip kepemimpinan yang wajib dipegang teguh oleh seorang lurah dalam mengemban amanah memimpin.

Delapan prinsip kepemimpinan atau yang lebih dikenal dengan Hasta Brata menekankan pentingnya seorang manusia untuk selaras dengan alam semesta. Manusia dan alam semesta sebagai sesama ciptaan gusti ingkang murbeng dumadi harus diselaraskan supaya terjaga keharmonisan dan manjadikan selamat dari malapetaka.

Hasta Brata adalah prinsip kepemimpinan yang meniru sifat alam. Sudah selayaknya kita kaum muda mempelajari dan meneladani prinsip luhur itu dengan kebesaran jiwa dan rasa tanggungjawab sebagai bagian dari sejarah bangsa masa depan.

Mahambeg Mring Suryo

Matahari memancarkan energi kehidupan untuk makluk hidup. Sama dengan pemimpin yang berhasta brata. Ia memekarkan bunga kehidupan (semangat hidup) rakyat yang dipimpinnya. Selalu rereh ririh ing pangarah. Ia bagai sumber semangat dan sumber kekuatan bagi arah tujuan masyarakat.

Mahambeg Mring Krisno

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline