Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Manusia yang Bersyukur Bukan Kufur

Diperbarui: 5 Mei 2018   10:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Bersykur berarti membuka kesadaran pikiran dan batiniah bahwasanya segala apa yang di dapat oleh dirinya pada hakikatnya adalah pemberian dari Allah SWT. Orang yang bersyukur dalam hidupnya tentu tidak akan menyalahkan Tuhan dengan segala kondisi hidupnya, dia akan selalu memuji Tuhannya dengan kalimat-kalimat pujian  kepada Allah. karena dia menyadari bahwa sebagai manusia selayaknya tetap bersyukur kepada Allah.

Mari kita perhatikan Surat Ar Rahman yaitu surat ke 55 dengan jumlah 78 ayat  disana banyak  sekali pembelajaran tentang nikmat, sehingga kita bisa berpikir tentang kalimat "Maka Nikmat yang manakah yang kamu dustakan?" kalimat ini sering sekali dipertanyakan dalam surat Ar Rahman ini. Hal ini tentunya memberikan pelajaran bagi kita sebagai seorang Hamba Allah khususnya sebagai seorang Salik. Maka dari itu kita  haruslah senantiasa bersyukur kepada Allah setiap hari bahkan setiap saat, dengan tetap mengucapkan "Subhanallah" agar kontrol pikiran dan jiwa (perasaan) kita bisa selalu memuji dan mensyukuri segala nikmat dari Allah SWT.

Disaat kita tidak ada beban permasalahan hidup seperti beban ekonomi, cinta, rumah tangga atau sosial barangkali kita akan sangat mudah untuk melakukan syukur, namun sebaliknya bila kita sedang banyak masalah hidup yang sedang kita hadapi tentunya akan sangat sulit kita bisa bersyukur dengan sesungguhnya. Oleh sebab itu kita haruslah memiliki strategi penataan pikiran dan perasaan agar diri kita selalu bersyukur kepada Allah dalam kondisi ada masalah ataupun tidak ada masalah dalam kehidupan kita.

Bila anda sedang menghadapi masalah tentu pikiran dan perasaan anda akan tertuju pada masalah yang sedang anda hadapi, seolah-olah hidup ini penuh ujian, cobaan dan beban, sehingga anda merasa sedih, menderita, marah, jengkel dan kecewa, sehingga sangat sulit untuk bersyukur seperti tetap bergembira, bahagia, tersenyum dan lain sebagainya.

Bila sedang mengalami beban pikiran dan batin, Coba pikirkan kebesaran Allah dan terus mencoba untuk meyakini bahwa Allah akan menolong Anda sampai pada titik perasaan yang mendalam. Banyak diatara kita masih pada tataran percaya bahwa Allah akan menolong kita, namun akan lebih mantap lagi kalau kita bisa meyakini bahwa Allah akan menolong kita pada tataran perasaan kita.

Dalam kondisi tertekan dan banyak masalah, tentunya untuk meyakini sampai pada tataran perasaan memang bukan hal yang mudah, namun kita harus selalu membiasakan diri untuk terus melatih dan meyakini bahwa Allah akan menolong hidup kita, karena hal ini juga merupakan bentuk dari bersyukur dalam situasi apapun dalam kehidupan kita.

Teruslah berlatih dalam situasi ini, agar jiwa kita selalu berada pada posisi jiwa Lauwamah (jiwa yang memperbaiki diri) dan tidak terjebak atau turun kembali pada jiwa amarah. Dalam tataran jiwa Lauwamah (jiwa yang suka memperbaiki diri dan berdoa), tentu kita harus selalu meningkatkan kewaspadaan pada diri kita, agar kita tidak terjebak pada nafsu atau Jiwa amarah yang akan banyak merugikan dalam kehidupan kita.

Dengan kesadaran rasa bersyukur kepada Allah, maka pikiran dan perasaan kita akan menjadi nyaman dan akan muncul suatu kekuatan keyakinan dalam jiwa kita. Dengan kondisi ini tentu jiwa lauwamah (Jiwa yang suka memperbaiki diri) kita akan terus berkembang dan meningkat kualitasnya sehingga bisa menjadi jiwa sufiah (Jiwa yang mendapatkan ilham).

Untuk meningkatkan kualitas rasa syukur, maka kita dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

  • Ucapkan terima kasih kepada Allah bahwa Anda telah diciptakan sebagai manusia bukan binatang, bukan syaithon, dan bukan siluman.
  • Berterima kasih kepada Allah karena anda telah diberikan kesadaran telah memiliki iman yang benar dan baik kepada Allah SWT.
  • Ucapkan terima kasih kepada diri sendiri, baik panca indra (mata, telinga, hidung, mulut dan kulit), tangan, kaki, kemaluan, jantung, paru-paru, lambung dan organ tubuh lainnya. Karena semua itu sudah menemani kita dalam kehidupan.
  • Ucapkan terima kasih kepada para leluhur, para nabi, yang telah memberikan kita pencerahan melalui kitab-kitabnya, para malaikat yang menjaga kita dan malaikat yang menjalankan tugas dari Allah untuk segala urusannya, para wali Allah dan para guru kita yang telah membimbing kita pada jalan yang benar.
  • Ucapkan terima kasih kepada orang tua kita yang telah memelihara kita, menyayangi kita, dan mendidik kita.
  • Ucapkan terima kasih pada keluarga kita, istri atau suami kita, anak-anak kita, dan lingkungan kita yang membuat kita merasa aman dan nyaman dalam kehidupan ini.
  • Ucapkan terima kasih kepada bumi dan alam semesta, sebab kita bisa hidup adalah karena ada udara, tanah, air dan api, serta tumbuh-tumbuhan, sehingga kita bisa bertahan hidup dan menyempurnakan iman kita kepada Allah.
  • Ucapkan terima kasih pada jiwa-jiwa kita karena telah bersedia berproses   dari jiwa amarah, menjadi Lauwamah, meningkat menjadi sufiah bahkan  sampai pada jiwa mutmainah, rodiah, dan mardiah.

Dengan banyak kesadaran untuk mengucapkan terima kasih, dan menjadi habit (kebiasaan) kita dalam kehidupan, tentu hal ini akan meningkatkan kualitas diri  sebagai seorang hamba Allah dan sebagai seorang Salik yang sedang berproses mendekatkan diri kepada Allah.

Jadikan kekuatan syukur ini menjadi modal dan energi yang luar biasa agar kita sebagai seorang SALIK selalu mendapatkan rahmat dan anugerah dari Allah SWT.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline