Lihat ke Halaman Asli

Syabar Suwardiman

Bekerjalah dengan sepenuh hatimu

Ibu, Baso Tahu dan Puasa Ramadhanku pada Waktu Kecil

Diperbarui: 22 April 2021   10:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjelang Berbuka Puasa, https://www.grid.id/

Siapa yang tidak kenal baso tahu?  Apalagi baso tahu Bandung.  Hhhmm.  Membayangkan sambal kacang, guyuran kecap pada potongan baso tahu, siomay dan kentang, air liur tak bisa diam di dalam mulut.  Inilah makanan yang entah kenapa begitu melekat dalam pikiran, lidah dan hati saya. Seingat saya jajan baso tahu ini hampir tiap hari.  Apalagi pedagang basonya sangat baik.  Namanya Mang Nono, santri dari Tasik yang mencoba mengadu nasib ke Kota Bandung.  Mungkin karena saya adalah pelanggan terbaiknya karena hampir tiap hari beli baso tahunya.  Kebetulan juga markas para penjual baso tahu berada dekat di kampung sebelah, memang ada juragannya.  Saat itu jualannya masih dipikul.  Ketika saya sudah dewasa Mang Nono berhasil menjadi juragan baso tahu memiliki anak buah yang menjajakan baso tahu buatannya.  

Mang Nono ini saat bulan puasa tetap berjualan dan tetap berpuasa.  Inilah awal kisah yang justru mengubah titik balik saya tentang puasa,  saat itu usia saya sekitar 6 tahun.  Mang Nono jam 11 siang sudah nongkrong di warung sebelah rumah.  Ketukan sepotong kayu pada belahan kayu lainnya yang ada rongga tengahnya membuat perut saya yang sedang puasa bergejolak hebat.  Saya merengek ke Ibu untuk bisa membeli baso tahu.  Nasehat Ibu saat itu sudah tidak mempan.  Saya bilang baso tahunya untuk buka puasa nanti.  Beli jam 11.00 siang, buka jam 18.00 masih sekitar 7 jam lagi.  Hehehe, saya janji benar-benar saya simpan untuk nanti maghrib.  

Baso tahu dan siomay itu saya simpan di dalam lemari makanan.  Pintu lemari ditutup dengan rapi.  Namun  janji tinggal janji, lidah tidak bertulang. Baso tahu  tadi terus terbayang, lambai minta segera dimakan.  Sekitar jam 15.00 akhirnya benteng pertahanan saya ambrol, baso tahu itu hanya bertahan selama 4 jam di lemari makanan.  Tinggal 3 jam lagi menuju buka puasa.  

Penyesalan

Ternyata sesudah makan itu terjadilah penyesalan yang luar biasa.  Pertama, saya kalah karena waktu tinggal 3 jam lagi menuju buka, Ibu saat itu sudah membujuk saya agar tidur supaya lupa dan kuat melanjutkan puasa.

Kedua, adik saya pada hari yang sama tetap puasa sampai selesai, saya merasa malu oleh adik saya.

Ketiga, ternyata sesudah makan baso tahu tadi pada akhirnya saya tetap puasa, dalam arti tidak memiliki akses untuk makan karena belum masak atau dipersiapkan makanan.

Keempat, ini yang paling menyakitkan, saya kehilangan kegembiraan saat buka puasa.  Sesudah saya besar saya dapat pemahaman bahwa orang puasa itu diberikan dua kegembiraan, kegembiraan pertama saat tiba waktu puasa. Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah (doa berbuka puasa).  Kegembiraan kedua saat nanti bertemu dengan Allah SWT karena pahala orang yang berpuasa langsung dari Allah SWT.  Aku sendiri yang akan membalas orang yang berpuasa, itu janji Allah SWT.  Itulah dua kegembiraan orang yang berpuasa.

Ibu

Ibu terlihat kecewa, tapi tidak kemudian menjadi marah.  Ibu hanya merasa tabungan puasa anaknya hilang begitu saja.  Beras sudah jadi nasi, nasi sudah jadi bubur, tak bisa kembali lagi.  Dimaklumi saja karena masih anak-anak.  Ibu juga tidak protes kepada Mang Nono yang tetap dagang pada saat bulan Ramadhan, atau lapor ke tokoh agama agar Mang Nono tidak dagang.  Memang banyak pedagang  bisa tutup pada saat bulan Ramadhan jadi keuntungan di 11 bulan lainnya digunakan untuk memenuhi bulan Ramadhan, tetapi pedagang yang memilih seperti ini sedikit.  Mang Nono mungkin belum memiliki cukup tabungan untuk bulan Ramadhan sehingga ia tetap dagang.  Lagian rumah saya juga dekat dengan pasar, banyak kuli panggul, pekerja fisik lainnya yang tidak kuat melaksanakan puasa, inilah mungkin sasaran utamanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline