Selamat! Untuk ragam dan kualitas kuliner lokal Bandung yang masuk jajaran juara dunia dan juara 1 se-ASEAN, dari Taste Atlas Award 2020.
Itulah unggahan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pada tanggal 18 Februari 2021, ketika Kota Bandung dinobatkan pada ranking ke-7 sebagai Kota dengan sajian kuliner terbaik di dunia dan sekaligus sebagai juara ke-1 di ASEAN.
Dalam tulisan ini saya menampilkan salah satu kuliner top di Bandung, yaitu Mie Kocok. Tulisan ini bukan untuk ngabibita (membuat orang lain ingin), berbagi betapa kayanya kita dengan berbagai kuliner tradisional yang sangat enak, jangan sampai tersisih oleh makanan kekinian.
Di tengah serbuan makanan fast food, dan kekinian, mie kocok tetap bertahan. Mulai dari yang di emperan jalan sampai yang sudah punya nama. Beberapa pedagang besar sekarang sudah bergelar Haji atau Hajjah, yang terkenal antara lain Mie Kocok H. Dayong, H. Amsar, H. Dadeng. Bagi istri saya kuliner mie kocok ini seperti wajib kalau berkunjung ke Bandung.
Kadang istri begitu mendengar ada yang enak selalu ingin mencoba, seperti mie kocok yang berada Jalan Gatot Subroto Cimahi depan SMPN 5 Cimahi. Hebat dari berdagang mereka bisa menunaikan rukun Islam yang ke-5.
Dari cerita pedagangnya yang kebetulan dikelola seorang Ibu, bagaimana ia mempertahankan mutu rasa agar mie kocoknya tetap bertahan, adalah dengan menyediakan bahan daging, kikil dan cokor sapi yang masih segar. Benar-benar dari sapi yang baru disembelih dan baru datang di pasar.
Untuk itu ia rela berangkat di awal subuh atau berburu ke rumah jagalnya. Untuk hari-hari tertentu seperti pasokan untuk libur lebaran, ia telah menjalin kerja sama dengan pedagang daging sapi agar tetap mendapat bahan terbaik.
Mie kocok dapat dengan mudah ditemukan di jalanan utama Kota Bandung. Sepanjang jalan Otto Iskandar Dinata depan Pasar Baru berjejer para pedagang mie kocok. Kalau ingin agak nyaman, sekalian belanja oleh-oleh di Kartika Sari, juga ada pedagang Mie Kocok.
Apa itu Mie Kocok?
Mie kocok adalah hidangan mie bercita rasa kaldu sapi khas Kota Bandung, Jawa Barat. Hidangan ini terdiri atas mie kuning yang disajikan dalam kuah kaldu sapi kental, irisan kikil (tendon kaki sapi), taoge, bakso, jeruk nipis, dan ditaburi irisan seledri, daun bawang, dan bawang goreng. Beberapa resep mungkin menambahkan babat sapi. Lebih nikmat lagi disantap dengan kerupuk tradisional.
Sensasi pedas, asam dan manis (bagi yang suka menambah kecap manis) bercampur di lidah. Saat sensasi kepedasan itu kerupuk menjadi penolong dengan rasa sedikit asinnya. Pokoknya maknyusss, kata almarhum Pak Bondan Winarno, untuk menggambarkan kenikmatan yang sulit dilukiskan dengan kata-kata.