Lihat ke Halaman Asli

RAMDAN SANI

Pojok Pembelajaran Sepanjang Hayat

Teori Kendi dan Botol

Diperbarui: 24 Juli 2021   08:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan Peristiwa Bukan Kejadian Obrolan Ringan

Bandung. Guru R Sani, 2021

EQ, renungan pembelajaran sepanjang hayat

Air merupakan sumber kehidupan, Andana warih adalah orang yang mampu memberi kesegaran dengan air, Air kehidupan.
kadang semua orang berkeinginan secara nurani untuk bermanfaat bagi orang lain tapi dengan ego manfaat itu akhirnya bagi diri sendiri...Egois. I am, Aku Adalah tanpa kesadaran I dan Aku itu siapa?...

Dahulu Nenek Moyang Kita budaya memakai Kendi untuk wadah air, bentuknya sederhana memiliki satu lubang yang bisa diisi dan mengeluarkan airnya dari situ, terbuat dari tanah liat apabila masih baru warnanya kemerahan tetapi setelah lama aga ke coklat-coklat, semakin lama semakin bagus bila di gunakan sebagai wadah air secara rutin karena serbuk tanah kendi sudah hilang dibandingkan kendi yang baru.


Tutup kendi biasanya hanya dari daun pisang yang remas, tutup kan sebagai cocok lubang kendi. ketika diisi air tinggal isi apalagi setelah diisi kita simpan diluar kemudian besoknya diminum, sangat segar dan bermanfaat bagi kesehatan. hal ini mungkin karena wadah nya kendi yang bisa menjaga fungsi air sebagai sumber kehidupan dan bisa sinergi dengan lingkungan sekitar, 

Kendi memang agak riskan, rawan pecah sehingga ada tata aturan merawatnya harus hati hati, Apabila pecah dibuang maka akan bersatu dengan tanah kembali menjadi tanah sebagai bahan dasar pembuatan kendi yang setelah dibentuk hanya di jemur dan di angin angin. sangat Alami.

Sekarang di jaman ke kini budaya Botol Plastik yang mewarnai hidup. Bentuknya bagus simpel tahan pecah karena pleksibel, dilengkapi dengan tutup yang memiliki drat putar apabila mau membuka dan menutupnya sehingga perlakuan pengisian harus khusus buka dulu tutup, sebanyak apapun air yang kita siram hanya membuat botol bersih  bersih tetapi airnya raib entah kemana, ketika mau diminum setelah dibuka tutup hanya ada kekosongan. 

Bahannya plastik ketika orang haus akan membuka tutup lalu diminum ketika habis isinya maka pasti tau ujungnya akan dibuang ke tempat sampah malah dilemparkan begitu saja, mengotori, walau masa hidup botol panjang malah menjadi sampah yang berumur panjang. botol dibuat secara pabrikan dengan maksud sekali pakai.

Lebih mengutamakan Kendi dan botol, serta kebutuhan dan kehausan tanpa menghormati air sebagai sumber kehidupan. Apakah itu yang terjadi di kehidupan botol plastik dengan rasa lebih baik dibandingkan kendi. Pantaslah kiranya banyak yang lebih mengutamakan penampilan tetapi mengerikan ada kekosongan dan gampang terbuang malah menjadi kotor banyak karena dibuat masal secara turun temurun, Instan.

Pola pikir Pola Rasa, Harus segera dikembalikan ke rel yang semestinya jangan sampai anjlok menjadi kengerian, botol rasa kendi mungkin lebih baik sesuai dengan kemajuan perubahan yang abadi. kembali mengutamakan isinya, airnyalah yang harus di hormati karena sebagai sumber kehidupan. bukan botol, kendi yang hanya sebatas wadah, dan kehausan yang hanya kebutuhan. 

kerjanya sama, niatnya yang berbeda. Humaniora Fatal...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline