Guru besar ilmu lingkungan Universitas Indonesia (UI) Mohammad Surjani ketika mengajar kami mata kuliah ekologi manusia di pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ) berulangkali mengatakan ilmu lingkungan sarat dengan spiritualitas. Percuma kita doktor ilmu lingkungan hidup jika hanya teori saja. Ilmu doktor linkungan tetapi gaya hidup tamak, untuk apa?, tantangnya.
Ada tiga tokoh yang harus diteladani agar bumi tidak terjadi pemanasan global menurut M . Surjani yaitu Nabi Isa (Yesus), Nabi Muhammad, dan Mahatma Gandhi. Ketiga tokoh ini gaya hidupnya minimalis.
Yesus mengajarkan pengikitnya untuk berdoa , " berikanlah pada kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kami seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami". Yesus mengajarkan pengikutnya agar meminta makanan atau rejeki secukupnya.
Jika manusia bergaya hidup lebih dari kebutuhan maka sesungguhnya ada unsur ketamakan. Apakah kita sadar bahwa diameter bumi dan luas bumi tidak pernah bertambah sementara jumlah penduduk terus meningkat? Jika hal ini tidak dipikirkan manusia bagimana masa depan bumi? Bukankah bumi sudah makin panas?
Jika bumi keliling dan luasnya tidak bertambah disatu sisi sementara disisi lain pertumbuhan penduduk terus bertambah, bagaimana dengan janji Tuhan dalam Alkitab yang menjanjikan kepada Abraham bahwa anak cucunya seperti bintang di langit dan pasir di pantai? Jika janji itu digenapi, bukankah akan terjadi pemanasan global dan kelaparan?
Bagaimana sesungguhnya janji Allah itu kepada Abraham? Denny Boy Saragih yang alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) USU yang kemudian Doktor Teologia dari Scotlandia mengatakan bahwa janji Tuhan sudah digenapi, oleh karena sudah digenapi maka kita diberi hak membatasi jumlah penduduk dengan cara kontrasepsi. Dalam konteks inilah manusia diberikan akal budi, katanya.
M. Surjani mengutip perkataan Nabi Muhammad yang mengatakan , "Makanlah sebelum lapar, dan minumlah sebelum haus". M . Surjani yang mendapat guru besar ilmu lingkungan dari Universitas Paramadina yang didirikan guru bangsa Nurcholis Madjid itu menafsirkan bahwa manusia tidak boleh tamak.
Manusia harus membatasi dirinya akan kesadaran bahwa bumi ini memiliki daya dukung yang sangat terbatas. Manusia yang kini terancam pemanasan global (global warming) harus secara sadar agar hidup sesuai kebutuhan saja. Makan sebelum lapar dan minum sebelum haus memiliki makna yang sangat dalam. Cara makan orang lapar berbeda dengan orang yang tidak lapar. Cara minum yang haus berbeda dengan cara minum orang yang belum haus.
M Surjani juga mengutip Mahatma Gandhi yang mengatakan, "bumi cukup untuk manusia tetapi tidak cukup bagi orang serakah". Makna dari pernyataan Mahatma Gandhi adalah bahwa semua manusia di kolong langit ini menyadari bahwa diameter bumi konstan karena itu dibutuhkan perilaku hemat dan konsumsi sesuai kebutuhan saja.
Sebab, jika jumlah manusia yang eksploitatif terhadap alam maka alam akan rusak. Kerusakan alam akan mengakibatkan kelaparan bagi umat manusia. Dampak dari kerusakan alam akan berdampak bagi semua umat manusia dan keanekaragaman hayati (biodiversity).