Lihat ke Halaman Asli

Gurgur Manurung

TERVERIFIKASI

Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Pemerataan Kualitas Pendidikan Kita Dengan Internet

Diperbarui: 7 Juli 2022   14:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Dokumen pribadi 

Kehadiran internet bagi dunia, Indonesia, keluarga dan pribadi tak terhitung manfaatnya, apalagi nilainya  (unlimited value).  Internet membuat  hampir semua pekerjaan atau aktivitas kita sangat mudah.  Hubungan keluarga dekat, hubungan pertemanan, dan hubungan sosial  tanpa batas lagi.  Tidak terbayang teman masa  SD, SMP, SMA,  teman kuliah hingga teman kost, teman olah raga sejak kecil hingga dewasa  bisa nostalgia  secara dekat. Paling mengagumkan manfaat internet  yang kita rasakan adalah ketika pandemi covid-19.  Internet telah berkontribusi  menyelamatkan manusia dari  ancaman pandemi  Covid-19. 

Pandemi  Covid-19  menyebabkan   kita bekerja dari rumah yang dikenal dengan  Work From Home (WFH), anak-anak sekolah  belajar dari rumah yang dikenal dengan belajar cara daring  (dalam jaringan).   Tidak ada pilihan bagi kita untuk menyelamatkan  kita dan anak-anak harus   bekerja dan belajar harus tinggal di rumah dalam rangka memutus rantai penyebaran pandemic  Covid-19 ketika itu.  Kita sangat bersyukur akan  adanya internet sehingga  kita dapat memesan bahan baku makanan, makanan yang sudah siap  saji, dan hampir  semua kebutuhan  hidup kita  lewat online.

Melihat peran penting internet dalam berbagai aktivitas termasuk webinar saya terpikir untuk  membantu peningkatan kualitas guru dan siswa  di daerah kami di kawasan Danau Toba.   Pergumulan panjang tentang kualitas guru di kawasan Danau Toba selama ini.  Saya  berpikir bahwa guru yang berkualitas akan  menghasilkan murid yang berkualitas. Tidak ada sekolah yang gurunya bagus yang tidak menghasilkan siswa yang unggul.   Bagaimana untuk meningkatkan kualitas guru? Saya berpikir bahwa guru yang berkualitas mendapat pengajaran dari sumber  pengajar atau  dosen yang berkualitas.

Keyakinan bahwa guru yang berkualitas mendapat pengajaran dari sumber yang berkualitas maka saya teringat kepada kawan-kawan saya yang bergelar doktor dan master yang telah berhasil membawa  siswanya  meraih medali di ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN).  Saya inventarisasi para doktor dari Universitas  Negeri Semarang (UNNES),   Universitas Pendidikan Bandung, alumni Intitut Teknologi Bandung (ITB), Universitas  Kristen Satwa Wacana (UKSW) dan berbagai Perguruan Tinggi (PT) yang komitmen untuk membangun pendidikan di Indonesia.

Saya menghubungi mereka  dan sangat senang untuk mengajar   dengan memanfaatkan internet.  Di  Kabupaten Toba, Samosir, Humbang Hasundutan dan   Tapanuli Utara yang menjadi sasaran kami untuk pelatihan guru dan siswa. Di 4 Kabupaten itu  banyak yang menggunakan IndiHome dan menurut mereka kualitas pelayanannya cukup baik.  IndiHome sangat membantu mereka  belajar  ketika  dilatih oleh Dr. Dr   Wardono, M.Si  dan Dr. Scholastika Mariani, M.Si yang keduanya ahli matematika dari Universitas negeri Semarang (UNNES). Kedua pakar matematika itu juga mengajar di Akademi Kepolisian Semarang  bidang matematika. Ilmu matematika  diajarkan ke guru-guru dan para siswa di 4 Kabupaten di kawasan Danau Toba   dari kota Semarang.

Mata pelajaran Biologi diajarkan oleh  Nur Hidayah, M.Pd  dari kota Bandung. Nur Hidayah adalah pakar Biologi yang puluhan tahun mengantarkan anak didiknya  berhasil meraih medali emas dalam OSN.  Tahun 2021 Nur Hidayah  bersama  Maria Radjawane, M.Si berhasil mengantar siswa SD  memperoleh  mredali emas OSN.   Pengalaman  empirik  Nur Hidayah dan Maria Radjawane  mengantarkan siswanya  mendapatkan medali emas di OSN dibagikan di 4 Kabupaten di Kawasan  Danau  Toba.  Mereka mengajar dengan cara mengajarkan konsep dasar untuk memahami  topik  mata pelajaran yang sedang  diajarkan.  Selama ini, guru menyuruh murid menghafal rumus.  Sejatinya guru harus mengajarkan konsep, kata Maria Radjawane.

Dalam kesan dan pesan para guru dan siswa yang mengikuti pelatihan jarak jauh dengan memanfaatkan internet  menuliskan dan mengatakan bahwa  para pengajar sangat mengagumkan. Bagaimanapun sulitnya soal pelajaran akan sangat mudah menjawabnya jika kita sudah menguasai konsep dasar pelajaran yang sedang kita bahas.  Memahami konsep dan tekun mengerjakan soal  membuat  kami belajar dengan senang hati. Maria Radjawane dan semua  pengajar dari Semarang,  Salatiga, Bandung, Jakarta, Surabaya dan   Tangerang  menekankan agar memahami konsep dan berprinsip bahwa guru harus belajar dan mengajar.  

Jika guru berhenti  belajar maka berhentilah jadi guru, kata Maria Radjawane yang alumni astronomi ITB dan magister Fisika ITB itu   lewat internet ke guru ketika belajar lewat online.  Demikian juga para pengajar ilmu sosial Dr. Tri Widiarto, M.A dari Salatiga,  Dr. Yohanes  Noto Karsoyo, M.A dari Yogkjakarta,  Dr. Ashiong Munthe, M.Pd dari Tangerang dan Stephan dari Surabaya  mengatakan bahwa ilmu sosial bukan menghafal tetapi memahami makna persoalan sosial dan sejarah. Selama ini ilmu sejarah identic   dengan menghafal.  Ilmu sosial membutuhkan pemaknaan yang dalam dan tajam yang kemudia dianalisis dengan baik sehingga ilmu sosial memberikan  analisis yang tepat untuk mengambil kebijakan sosial untuk menjawab persoalan sosial masyarakat.

Pengajar yang kreatif  mampu membuat belajar online rasa off line kata Nur Hidayah.  Nur Hidayah menggunakan 2 kamera dan mengajar pakai papan tulis.  Perbedaan online dan offline hanya tidak tatap muka tetapi cara offline pun bisa  guru dan siswa memahami mata pelajaran dengan baik.  Buktinya, nilai mereka ketika diuji   menunjukkan pemahaman mereka terhadap pelajaran sangat baik, katanya.

Tahun 2021  persiapan Olimpiade Sanis Nasional (OSN) kami lakukan dengan  memanfaatkan jasa internet.  Siswa dari  Kabupaten  Toba, Samosir, Humbanghas lulus di  tingkat provinsi hingga tingkat nasional.  Taput tidak ikut OSN karena alasan refocusing. Taput tidak menyadari bahwa  ujian  OSN menggunakan  internet.  Karena internet ujian OSN  semua gratis.  Modal kita hanya pulsa saja.  Taput adalah contoh yang tidak menyadari pentingnya internet.   Bagaimana mungkin siswa tidak ikut peserta OSN karena alasan refocusing? Betapa kecewanya saya dengan pegawai disdik Taput mendengarnya.  Siswa  Taput rajin belajar tetapi dinas pendidikan tidak mendaftarakan diri menjadi peserta OSN.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline