Kehadiran internet bagi dunia, Indonesia, keluarga dan pribadi tak terhitung manfaatnya, apalagi nilainya (unlimited value). Internet membuat hampir semua pekerjaan atau aktivitas kita sangat mudah. Hubungan keluarga dekat, hubungan pertemanan, dan hubungan sosial tanpa batas lagi. Tidak terbayang teman masa SD, SMP, SMA, teman kuliah hingga teman kost, teman olah raga sejak kecil hingga dewasa bisa nostalgia secara dekat. Paling mengagumkan manfaat internet yang kita rasakan adalah ketika pandemi covid-19. Internet telah berkontribusi menyelamatkan manusia dari ancaman pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 menyebabkan kita bekerja dari rumah yang dikenal dengan Work From Home (WFH), anak-anak sekolah belajar dari rumah yang dikenal dengan belajar cara daring (dalam jaringan). Tidak ada pilihan bagi kita untuk menyelamatkan kita dan anak-anak harus bekerja dan belajar harus tinggal di rumah dalam rangka memutus rantai penyebaran pandemic Covid-19 ketika itu. Kita sangat bersyukur akan adanya internet sehingga kita dapat memesan bahan baku makanan, makanan yang sudah siap saji, dan hampir semua kebutuhan hidup kita lewat online.
Melihat peran penting internet dalam berbagai aktivitas termasuk webinar saya terpikir untuk membantu peningkatan kualitas guru dan siswa di daerah kami di kawasan Danau Toba. Pergumulan panjang tentang kualitas guru di kawasan Danau Toba selama ini. Saya berpikir bahwa guru yang berkualitas akan menghasilkan murid yang berkualitas. Tidak ada sekolah yang gurunya bagus yang tidak menghasilkan siswa yang unggul. Bagaimana untuk meningkatkan kualitas guru? Saya berpikir bahwa guru yang berkualitas mendapat pengajaran dari sumber pengajar atau dosen yang berkualitas.
Keyakinan bahwa guru yang berkualitas mendapat pengajaran dari sumber yang berkualitas maka saya teringat kepada kawan-kawan saya yang bergelar doktor dan master yang telah berhasil membawa siswanya meraih medali di ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN). Saya inventarisasi para doktor dari Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Pendidikan Bandung, alumni Intitut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Kristen Satwa Wacana (UKSW) dan berbagai Perguruan Tinggi (PT) yang komitmen untuk membangun pendidikan di Indonesia.
Saya menghubungi mereka dan sangat senang untuk mengajar dengan memanfaatkan internet. Di Kabupaten Toba, Samosir, Humbang Hasundutan dan Tapanuli Utara yang menjadi sasaran kami untuk pelatihan guru dan siswa. Di 4 Kabupaten itu banyak yang menggunakan IndiHome dan menurut mereka kualitas pelayanannya cukup baik. IndiHome sangat membantu mereka belajar ketika dilatih oleh Dr. Dr Wardono, M.Si dan Dr. Scholastika Mariani, M.Si yang keduanya ahli matematika dari Universitas negeri Semarang (UNNES). Kedua pakar matematika itu juga mengajar di Akademi Kepolisian Semarang bidang matematika. Ilmu matematika diajarkan ke guru-guru dan para siswa di 4 Kabupaten di kawasan Danau Toba dari kota Semarang.
Mata pelajaran Biologi diajarkan oleh Nur Hidayah, M.Pd dari kota Bandung. Nur Hidayah adalah pakar Biologi yang puluhan tahun mengantarkan anak didiknya berhasil meraih medali emas dalam OSN. Tahun 2021 Nur Hidayah bersama Maria Radjawane, M.Si berhasil mengantar siswa SD memperoleh mredali emas OSN. Pengalaman empirik Nur Hidayah dan Maria Radjawane mengantarkan siswanya mendapatkan medali emas di OSN dibagikan di 4 Kabupaten di Kawasan Danau Toba. Mereka mengajar dengan cara mengajarkan konsep dasar untuk memahami topik mata pelajaran yang sedang diajarkan. Selama ini, guru menyuruh murid menghafal rumus. Sejatinya guru harus mengajarkan konsep, kata Maria Radjawane.
Dalam kesan dan pesan para guru dan siswa yang mengikuti pelatihan jarak jauh dengan memanfaatkan internet menuliskan dan mengatakan bahwa para pengajar sangat mengagumkan. Bagaimanapun sulitnya soal pelajaran akan sangat mudah menjawabnya jika kita sudah menguasai konsep dasar pelajaran yang sedang kita bahas. Memahami konsep dan tekun mengerjakan soal membuat kami belajar dengan senang hati. Maria Radjawane dan semua pengajar dari Semarang, Salatiga, Bandung, Jakarta, Surabaya dan Tangerang menekankan agar memahami konsep dan berprinsip bahwa guru harus belajar dan mengajar.
Jika guru berhenti belajar maka berhentilah jadi guru, kata Maria Radjawane yang alumni astronomi ITB dan magister Fisika ITB itu lewat internet ke guru ketika belajar lewat online. Demikian juga para pengajar ilmu sosial Dr. Tri Widiarto, M.A dari Salatiga, Dr. Yohanes Noto Karsoyo, M.A dari Yogkjakarta, Dr. Ashiong Munthe, M.Pd dari Tangerang dan Stephan dari Surabaya mengatakan bahwa ilmu sosial bukan menghafal tetapi memahami makna persoalan sosial dan sejarah. Selama ini ilmu sejarah identic dengan menghafal. Ilmu sosial membutuhkan pemaknaan yang dalam dan tajam yang kemudia dianalisis dengan baik sehingga ilmu sosial memberikan analisis yang tepat untuk mengambil kebijakan sosial untuk menjawab persoalan sosial masyarakat.
Pengajar yang kreatif mampu membuat belajar online rasa off line kata Nur Hidayah. Nur Hidayah menggunakan 2 kamera dan mengajar pakai papan tulis. Perbedaan online dan offline hanya tidak tatap muka tetapi cara offline pun bisa guru dan siswa memahami mata pelajaran dengan baik. Buktinya, nilai mereka ketika diuji menunjukkan pemahaman mereka terhadap pelajaran sangat baik, katanya.
Tahun 2021 persiapan Olimpiade Sanis Nasional (OSN) kami lakukan dengan memanfaatkan jasa internet. Siswa dari Kabupaten Toba, Samosir, Humbanghas lulus di tingkat provinsi hingga tingkat nasional. Taput tidak ikut OSN karena alasan refocusing. Taput tidak menyadari bahwa ujian OSN menggunakan internet. Karena internet ujian OSN semua gratis. Modal kita hanya pulsa saja. Taput adalah contoh yang tidak menyadari pentingnya internet. Bagaimana mungkin siswa tidak ikut peserta OSN karena alasan refocusing? Betapa kecewanya saya dengan pegawai disdik Taput mendengarnya. Siswa Taput rajin belajar tetapi dinas pendidikan tidak mendaftarakan diri menjadi peserta OSN.