Dimasa saya SD tinggal di sebuah desa terpencil namanya Desa Nalela yang ladangnya luas berdekatan dengan Desa Amborgang, Sampuara, Parik, Dolok Nagodang, Raut Bosi, Lumban Nabolon, Sihubakhubak, dan Janjimatogu. Setiap sore hari Sabtu anak kost SMP dan SMA/STM pulang dari Balige, Porsea dan Janjimatogu ke Sampuara. Hari minggu sore mereka kembali dengan membawa beras dan ikan asin ke tempat kostnya.
Sambil menggembala kerbau di Desa kami, saya melihat anak-anak Desa tetangga ke kost ramai-ramai. Ketika anak desa kami berkumpul setelah selesai bermain bola di pinggir jalan, kadang ada teman yang suka mengganggu mereka da nada yang mengejek parhutahuta hian (orang kampung) lewat. Padahal, kamipun orang kampung juga. Hanya, kampung mereka lebih jauh dari kami untuk menjangkau sekolah.
Ketika saya kuliah di pascasarjana IPB Bogor saya bertemua dengan salah satu dari mereka dikampus. Dia dosen di salah satu Universitas Negeri di Kalimantan dan sedang studi doktor di IPB di bidang Pertanian. Beliau berasal dari Lumban Pardosi, Sampuara, Uluan, Kabupaten Toba, Sumatra Utara. Ketika kenalan, kami cerita antusias. Dia cerita membawa beras puluhan kilometer dengan ikan asin untuk kebutuhan seminggu. Banyak orang mengejek parhutahuta ketika anak kost. Ketika kami berjumpa itu dia adalah dosen yang produktif menulis jurnal dan menurutku dia adalah dosen yang brilian. Dia menceritakan bahwa membawa beras dari Lumban Pardosi ke SMPN Janjimatogu, nyaris tak ada harapan. Ketika dia sudah doktor dan kembali ke Kalimantan, kami putus komunikasi dan mungkin kini sudah profesor. Seingatku, dia menikah dengan putri Dayak yang katanya cantik sekali.
Kawanku itu kost sejak anak SMP hingga kuliah doktor. Ketika kuliah doktor dia termasuk anak kost karena menyewa kamar sesuai dengan biaya yang tersedia oleh beasiswa pemerintah. Kalau saya kost dari kelas 3 SMA hingga magister. Jadi, cukup lama juga menjadi anak kost. Apa yang membuatmu berhasil padahal jauh dari orang tua? Dia bilang dia menyadari betapa sulitnya tinggal di kampung. Dia yakin jika serius sekolah pasti akan menjadi orang berhasil. Dia mengatakan menjadi anak kost itu asyik karena situasi menuntut mandiri. Terbiasa tidak punya uang tetapi kuat harapan, katanya dengan nada canda.
Kawan itu adalah cerita sukses anak kost. Cerita anak kost yang gagal juga sangat banyak. Cukup banyak anak kost gagal karena bebas tanpa tanggungjawab. Ada juga anak kost korban cinta selama kuliah. Kuliah kerjanya hanya bersama pacarnya di kamar kost. Di kamar kost bersama pacar dan kuliah berantakan. Bagaimana agar menjadi anak kost yang produktif?
Pertama, jadikan kamar itu nyaman dan aman untuk beraktifitas seperti membaca dan menulis. Hal yang paling baik kita lakukan di kamar untuk up grade diri adalah belajar. Tidak terasa waktu akan kita lewati jika kita belajar di kamar kost. Ketika saya bosan membaca, saya menulis di dalam kamar. Dari ruang kost dulu tulisan saya menghiasi kolom opini Suara Pembaruan, Sinar Harapan, Seputar Indonesia, Jurnal Nasional, Analisa, berbagai majalah dan tabloid.
Saya juga menulis di buletin komunitas dan koran-koran lokal. Saya menulis tentang politik, pertanian, lingkungan, budaya, organisasi, spiritualitas dan berbagai topik yang saya geluti.
Kedua, jadilah aktivis di berbagai organisasi, komunitas dan pelayanan. Istri saya ketika menjadi anak kost dia aktif di pelayanan anak jalanan dan komunitas Kristen di kampus. Kalau saya dulu aktif di oragnisasi intenal kampus, organisasi kepemudaan dan berbagai komunitas. Aktivitas kita yang banyak diluar membuat kita lelah dan pengalaman yang banyak. Ketika di kamar kost, pengalaman itu kita tuliskan.
Di kamar kost pikiran kita banyak yang membuat waktu yang kita lalui bermanfaat. Aktivitas kita yang banyak membuat kita makin banyak bertanya. Kita akan menemukan jawaban karena bertemu dengan banyak orang dan kita bisa mencari jawaban di perpustakaan dan membaca literatur. Apalagi sekarang sangat mudah mencarinya lewat internet. Betapa nikmatnya menjadi anak kost di era digital ini.
Ketiga, menjaga kamar kost yang bersih secara fisik dan hal-hal yang tidak penting. Kita harus komitmen bahwa tidak boleh pacar masuk ke kamar kita dengan alasan apapun.