Akhir-akhir ini saya senang menulis hal-hal yang ringan-ringan saja karena saya sadari bahwa Covid19 membuat pembaca banyak yang ketakutan, lelah, kuatir bahkan berlebihan dan lain sebagainya. Dalam kondisi itu mereka membutuhkan hiburan. Sayangnya, saya tidak begitu pandai menghibur orang. Tetapi, namanya juga usaha.
Dalam kondisi itulah saya menulis cerita-cerita si Jahorman yang lucu dan konyol. Tentu saja ada unsur edukasi. Dalam cerita pagi ini adalah terkait Jahorman memilih jodoh. Bagaimana cara Jahorman memilih jodoh. Apa tanggapan Jahorman tentang kecantikan wanita?
Ketika ditanya pria pada umunya, apakah dalam memilih pacar cantiknya masalah?. Si Kail sopir lojing (truk) dari Aek Natolu ke Porsea pernah dikenalkan ibunya seorang gadis baik, punya pekerjaan yang baik, putri orang kaya dan terhormat di kampung itu.
Nak, si Purnama itulah jadi parumaenku (menantuku) iya, pinta ibunya yang sangat dikasihi Kail. Kail itu pria ganteng dan idaman kaum perempuan di sekolahnya dulu. Tapi, si Kail itu nakal ketika di sekolah.
Si Kail malas sekolah, dia hanya rajin bermain Volly dan bola di halaman sekolah dengan kelas lain yang olah raga. Guru tak didengarnya sama sekali. Sudah berulangkali orang tuanya dipanggil pihak sekolah saking bebalnya.
Putri yang dikenalkan ibunya pun cinta kali sama si Kail. Tapi sabar kau nanti inang iya kalau jadi kau sama anakku si Kail. Iya namboru (panggilan Purnama ke ibu Kail) jawab Purnama.
Sabarpun aku manganju ( sabar merayu) si abang Kail nanti, asalkan mau dia sama aku namboru. Berulangkali si Purnama membawa oleh-oleh sama ibunya si Kail. Kail lama-lama tertarik juga karena kebaikan si Purnama.
Tetapi dalam relung hati si Kail, Purnama jelek. Kebaikan Purnama dan cara ambil hati ibunya tak bisa menutupi paras Purnama yang memang kurang cantik.
Karena ibu si Kail terpesona dengan Purnama atas kebaikan hati dan cerdasnya Purnama ambil hati ibu si Kail, maka suatu ketika si bebal Kail minum tuak sampai mabuk. Ketika mabuk dia pergi ke rumah Purnama naik sepeda motor. Purnama menyambut dengan baik dan merawatnya.
Ayah dan ibu Purnama marah melihat Kail datang karena mabuk. Masa manusia bebal kayak si Kail jadi menantuku, pikir ayah dan ibu Purnama. Setelah Kail dirawat Purnama hingga larut malam, Kail Pulang dengan sempoyongan. Purnama sangat kuatir akan Kail si bebal itu.