Mahasiswa KKN UNILA periode 1 2020 di desa Gunung Tiga menguak situs bersejarah yang ada didesa Gunung Tiga, dimana begitu banyaknya situs-situs yang ada didesa ini membuat perlunya untuk ditelusuri sejarah asal mulanya, salah satunya adalah "Batu Bejat". Batu bejat dikatakan demikian karena menurut tetua-tetua adat bahwa batu bejat digunakan sebagai tempat orang orang jaman dahulu melaksanakan sholat.
Menurut tetua adat juga pada jaman dahulu batu ini digunakan orang orang yang ingin bertapa dan mencari ilmu spiritual. Dinamakan batu bejat karena dalam bahasa lampung "bejat" diartikan sebagai terbuka atau tergeletak karena bentuk batu.
Batu bejat ini ditopang oleh batu batu kecil sehingga batu tersebut terlihat tidak menyentuh tanah. Di permukaan batu tersebut terlihat ada bekas telapak tangan dan kaki yang menggambarkan seolah- olah seseorang yang sedang bersujud. Melihat kondisi akses menuju kawasan batu bejat tersebut sulit dijangkau maka banyak penduduk di sekitar yang hanya sekedar tahu tanpa pernah melihat secara langsung batu bejat tersebut.
Saat Tim Mahasiswa KKN UNILA yang didampingi beberapa tetua desa mengunjungi kawasan batu bejat tersebut, kami sedikit kesulitan dalam menemukan titik lokasi keberadaaan batu bejat tersebut dan memang ketika kami mulai berada di kawasan batu bejat tersebut aura magisnya begitu terasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H