Pernahkah terpikir olehmu mengenai sesuatu yang biasa kubayangkan. Tentang keinginanku membawamu pada suatu waktu yang pernah kita lewati dulu. Di mana matamu adalah tatapan tanpa curiga. Lalu aku di sampingmu adalah gemuruh yang mengekang getaran.
Tak ada cinta yang terucap dari bibirku yang kelu, pun tak pernah kudengar sepatah bisikan dari hatimu yang beku. Kita hanyalah merpati yang terbang tinggi dan pergi, menumpuk kata demi kata yang ditawarkan angkasa. Lalu pulang menghamburkannya tatkala bertemu canda, meskipun rindu masih rahasia.
Pernahkah hayalanmu melawan lupa. Kala dirimu masih gelombang, dan aku karang yang berdiri tegar lalu terjatuh saat terterpa olehmu, kemudian pecah menjadi kepingan.
Dirimu mungkin tak pernah tahu. Berapa puluh hari yang kubutuhkan untukku, hanya sekedar menata kembali kepingan yang pecah, menjadikannya karang meskipun tak utuh seperti semula.
Aku ingin membawamu pada suatu waktu yang pernah kita lewati dulu, agar dirimu tahu.
Sinjai, 15 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H