Lihat ke Halaman Asli

guntursamra

Abdi Masyarakat

Orang-Orang yang Bersembunyi

Diperbarui: 29 April 2020   23:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar : pinterpandai.com

Bulan yang sepotong, timbul tenggelam diusik awan. Gerah mendera waktu di matanya. Dirayunya paras malam yang telah lama melupa senyum dengan riuh puisi rindu yang lapuk kehilangan pujangga. 

Lalu, bait-bait tertulis di kepala orang-orang yang bersembunyi, yang dilehernya berkalung petuah-petuah kecemasan dan kaki-kakinya terikat nasehat-nasehat kegelisahan.

Simalakama telah dimakannya dari piring-piring yang mulai retak. Entah kemana hidupnya sepotong hari ke depan, sebab sepotongnya lagi telah menguap bersama ketidakjelasan.

Sungguh, orang-orang yang bersembunyi di bawah tatapan bulan yang sepotong itu. Kini, tertidur lusuh tanpa mimpi. Di sampingnya, masih tergeletak berhamburan, piring-piring yang telah retak.

Sinjai, 29 April 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline