Lihat ke Halaman Asli

guntursamra

Abdi Masyarakat

Maaf, Aku Hanya Keterpaksaan

Diperbarui: 19 April 2020   23:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Maaf, aku hanya luka yang berusaha sembuh dari kecemasan. Tak usah dulu membatasiku dengan berbagai aturan, sebab kudengar dirimu pun masih melanggarnya.

Maklumi saja kesengajaanku. Sebab piringku bisa pecah bila kuindahkan. Aku pasti tetap tutup hidung dan mulutku. Jarak pun kan kujaga sejauh yang kumampu. 

Maaf, aku hanya duka yang berusaha kuat dari kekhawatiran. Tak perlu membebaniku dengan angka-angka dan data-data, karena kulihat dirimu pun masih senang keramaian.

Pahami saja kekerdilanku. Karena ususku bisa bermasalah bila tak dapat jatah. Aku pasti tetap bersihkan tangan dan kakiku. Rumah pun kan kututup serapat yang kubisa.

Ini bukan soal aku tak peduli. Pun bukan tak mengerti keadaan. Ini tentang hidup anak isteri, yang mesti kujamin dunia akhirat.

Maaf, aku hanya keterpaksaan.

Sinjai, 19 April 2020.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline