Mendengarkan lagu di dalam kendaraan saat melakukan perjalanan adalah suatu kebiasaan yang nyaris menjadi wajib buat saya dan keluarga. Selain agar tidak jenuh dan ngantuk, mendengarkan musik juga dapat membuat suasana jadi lebih hidup.
Seperti yang saya alami baru-baru ini, tatkala kami berserta keluarga besar sepakat untuk melakukan reuni di salah satu tempat wisata di luar kota. Pertemuan yang bertajuk reuni akbar tersebut adalah pertemuan yang telah menjadi agenda rutin di keluarga kami dan dilakukan tiap tahun sehabis lebaran.
Dengan lokasi yang berada di dataran tinggi, ditambah jalanan mendaki dan berkelok, cukup menantang adrenalin, sehingga perjalanan menuju lokasi wisata itu cukup menuntut konsentrasi tinggi untuk melaluinya. Belum lagi macet yang telah menjadi lagu lama dari tahun ke tahun semakin membuat rasa bosan cepat hadir saat menjalankan kendaraan.
Untuk menetralkan keadaan tersebut, istri saya membunyikan tape mobil, mungkin sejak tadi telah memperhatikan mimik wajah saya yang mulai jengkel melihat pengendara lain yang dengan seenaknya melewati antrian panjang kendaraan karena macet, tanpa memperhatikan kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan yang lain.
Mendengar lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi idola saya dari tape mobil yang dibunyikan oleh istri saya tadi, membuat rasa jenuh bercampur jengkel di hati saya agak berkurang, apalagi ditambah anak saya yang nomor dua dan masih berumur lima tahun ikut menyanyikan lirik lagu tersebut sangat lucu kedengaran, karena anak saya ini belum mampu menyebut huruf "R" menambah suasana yang tadinya membosankan, berangsur kembali normal.
Akan tetapi entah mengapa, belum cukup lima buah lagu selesai dinyanyikan oleh penyanyi favorit saya itu, tiba-tiba saja ada yang mengganjal di kepala saya mengenai lagu-lagu yang kami dengarkan melalui CD dari tadi. Seluruh lagu tersebut adalah lagu orang dewasa, padahal dalam mobil ada anak saya yang masih berumur lima tahun dan kakaknya yang berumur delapan tahun.
Meskipun sang adik sangat fasih mengikuti liriknya, malah menurut pendengaran saya, dari seluruh lagu yang terdengar tadi hampir seluruhnya sudah dia hafal, akan tetapi tetap saja saya merasa tidak tega memutarkan lagu orang dewasa kepada mereka, sebab lagu itu isinya tentang percintaan, sakit hati dan semacamnya, yang menurut saya pribadi sama sekali tidak sesuai dengan perkembangan mental anak dan nyaris jauh dari unsur pendidikan.
Sambil tetap memperhatikan kendaraan di depan, saya berinisiatif dan meminta tolong kepada istri agar mengganti CD tersebut dengan CD yang berisikan lagu anak-anak. Tapi istri saya tidak menemukan satupun CD di dalam kendaraan seperti yang saya maksud.
Akhirnya, demi suasana agar tetap ceria tanpa melupakan perkembangan mental anak, saya memutuskan untuk tidak memutar lagu lagi, tapi saya tetap bernyanyi bergiliran dengan istri saya yang diikuti kedua anak kami, dan lagu yang kami nyanyikan sudah pasti lagu anak-anak sampai kami tiba di tempat yang kami tuju.
Karena rasa penasaran dengan kejadian mengenai tidak adanya CD tentang lagu anak yang didapatkan istri saya di atas kendaraan tadi, di tengah acara reuni akbar yang sedang berlangsung, saya mencoba membuka beberapa tautan melalui om geogle yang menyebabkan lagu anak-anak susah ditemukan.
Ternyata dari beberapa tautan yang sempat saya baca, salah satu penyebabnya adalah minimnya dukungan media, utamanya stasiun televisi dalam menggagas program-program yang mengekspos pendidikan anak.