Lihat ke Halaman Asli

Listrik dari Hulu Sampai Hilir

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di Postingan kali ini akan diulas sedikit mengenai permulaannya listrik (pembangkitan) hingga sampai datang ke rumah kita, yang diambil dari berbagai sumber. Mungkin untuk sebagian pembaca ini bukan hal yang baru, namun untuk adik-adik, keponakan dan terutama anak-anakku bisa menjadi awal untuk membuka wawasan mengenai dunia kelistrikan dan semoga bisa bermanfaat. Pernahkah kita sejenak merenungkan bilamana di abad yang pesat dengan kemajuan teknologi ini bisa terus berkembang tanpa adanya dukungan listrik yang menerangi kehidupan kita? Bila kita lihat secara ilmu statistik, kemungkinan perkembangan teknologi ini bisa maju tanpa adannya dukungan listrik dalam prosesnya mempunyai peluang yang sangat kecil sekali atau bisa dibilang tidak mungkin. Bisa kita rasakan dalam keseharian, untuk menikmati asiknya menonton Piala Dunia dan SEA GAMES di televisi butuh listrik, agar baju kita rapi setiap hari memerlukan setrika yang panasnya bersumber dari listrik, kulkas, dispenser, komputer, HP, lampu penerangan, kipas angin, AC, sampai kita bisa menulis di Kompasiana ini pun butuh listrik. Penemuan mengenai listrik tidak secara langsung bisa ditetapkan, namun dengan melalui beberapa tahap yang rumit dan cukup lama. Diawali oleh Thales (antara 640-546 SM) berkebangsaan yunani, ia biasa menggosok batu ambarnya dengan kain wool sehingga benda yang ringan didekat tongkatnya itu bergerak tetapi ia belum mengerti kenapa itu bisa terjadi. Lalu william gilbert (1733) seorang berkebangsaan Inggris menyebut pada peristiwa Thales itu adalah elektrik atau listrik, ia mengambil kata itu dari bahasa Yunani yaitu elektron atau batu ambar. Kemudian charles du fay (antara 1698-1739) berkebangsaan perancis, ia mengetahui bahwa elektrik itu terdiri dari negatif (-) dan positif (+). Pada tahun 1800 alessandro volta berpendapat bahwa listrik itu seperti air dan berarti listrik itu sangat berguna karna mempunyai tenaga, dan dari hasil kerja kerasnya ia pun berhasil membuat baterai dan kita tahu bahwa baterai adalah sumber listrik. Lalu michael faraday penemuannya sama seperti volta yaitu listrik, tetapi faraday berjasa sangat besar dalam memajukan masalah listrik mengapa demikian karna faraday berhasil menemukan listrik dengan jalan gerakan-gerakan magnet yang dimana penemuannya ini mendasari perlistrikan dewasa ini. Sekarang kita tengok listrik dari sumber pembangkitan. Saya ambil contoh satu sumber pembangkitan listrik yang ada di Jawa Barat yaitu PLTA(Pembangkit Listrik Tenaga Air)  Cirata. [caption id="attachment_145092" align="aligncenter" width="300" caption="Alur Pembangkitan Listrik di PLTA Cirata"][/caption]

Dalam proses produksi energi listrik, PLTA Cirata memanfaatkan air sebagai energi primer dari sungai Citarum yang memiliki debit air cukup besar dan ditampung di waduk (1) kemudian dialirkan melalui pintu air (water intake) (2), sedangkan pengaturan air dilakukan dari pusat pengendalian bendungan (dam control center) (3), selanjutnya masuk kedalam terowongan tekan (headrace tunnel) (4).

Sebelum memasuki pipa pesat (penstock) (5), air melewati tangki pendatar (surge tank) (6) yang berfungsi sebagai pengaman pipa pesat apabila terjadi tekanan mendadak atau tekanan kejut saat katup utama (inlet valve) (7) ditutup seketika.

Setelah katup utama dibuka, air masuk kedalam rumah siput (spiral case) (8). Air yang bergerak deras memutar turbine (9), dan keluar melalui pipa lepas (tail race) (10), selanjutnya dibuang ke saluran pembuangan.

Poros turbin yang berputar tersebut berputar menggerkkan generator (12) sehingga menghasilkan energi listrik dengan tegangan 16,5 kV  disalurkan ke trafo utama (main transformer) (13), selanjutnya ke gardu induk (GITET) (14) dan disalurkan ke sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali 500 kV (15). Sekarang kita akan ikuti aliran distribusi listrik yang telah di produksi di PLTA Cirata (diatas) sehingga sampai ke pelanggan yang memerlukannya. [caption id="attachment_145229" align="aligncenter" width="300" caption="Bagan Distribusi Listrik"][/caption] Pada umumnya di Indonesia produksi energi listrik yang dihasilkan oleh Pembangkit berkisar antara 6.000 hingga 21.ooo volt. Kemudian melalui trafo yang ada di Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) tegangan yang ada di naikkan menjadi 500.000 Volt, ini bertujuan agar energi listrik bisa menjangkau wilayah yang jauh dengan bantuan SUTET(Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) dan khususnya di Pulau Jawa telah terkoneksi dengan Bali yang mempunyai jarak tempuh lebih dari 100km. Setelah menempuh jarak tertentu energi listrik itu masuk ke GITET kembali untuk seterusnya diturunkan tegangannya menjadi 150.000 Volt kemudian di distribusikan melalui SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi). SUTT akan menjangkau GI (Gardu Induk) yang jaraknya lebih dekat, biasanya berada dalam suatu wilayah Provinsi. Di Gardu Induk energi listrik yang mengalir melewatinya di turunkan lagi menjadi 20.000 Volt kemudian di distribusikan kembali melalui saluran yang lebih kecil yang diberi nama JTM (Jaringan Tegangan Menengah). Distribusi listrik diruang lingkup JTM ini memiliki 2 model, yaitu Udara bisa kita sebut SUTM(Saluran Udara Tegangan Menengah) dan Tanah bisa kita sebut SKTM(Saluran Kabel Tegangan Menengah). Setelah melalui JTM energi listrik ini masuk ke Gardu Distribusi (GD) dan kembali diturunkan tegangannya menjadi 220 Volt, saluran yang diberi nama JTR (Jaringan Tegangan Rendah) ini pun memiliki dua model penyaluran yaitu udara dan tanah, ialah SUTR dan SKTR. Akhirnya energi listrik pun dialirkan kerumah-rumah pelanggan setelah melalui proses yang panjang. Itulah sekilas mengenai cerita serta peta distribusi listrik sehingga sampai kepada kita. Namun alangkah baiknya setelah mengetahui asal-usul energi listrik ini, kita menjadi lebih bijaksana dalam menggunakan dan memanfaatkannya. Karena dengan begitu kita tidak menyia-nyiakan hasil kerja keras ribuan bahkan jutaan orang yang telah berjasa mewujudkan produksi serta distribusi energi listrik ini. Salah satunya adalah dengan menghemat energi yang kita gunakan sesuai dengan keperluan, sehingga akan membantu menerangi saudara-saudara kita yang tadinya belum terjamah oleh listrik menjadi bisa merasakan indah terangnya malam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline