Secara teori, lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik secara langsung maupun tak langsung. Di dalam UU No.23 Tahun 1997, Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya, di dalam kehidupannya manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan, ketika kita bernapas maka kita butuh udara, begitu pula ketika kita hendak makan, maka makanan dan minuman yang kita butuhkan berasal dari lingkungan hidup/alam, sehingga sadar atau tanpa kita sadari, semua hal penting yang kita butuhkan untuk kelangsungan hidup kita telah disediakan oleh lingkungan sekitar kita untuk dapat kita pergunakan dalam memenuhi berbagai kebutuhan kita..
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin menuju puncak peradaban, maka manusia mulai mencari cara praktis dan mudah untuk memanfaatkan lingkungan demi menghasilkan kebutuhan secara kompleks, langkah yang dimulai dari revolusi industri di inggris ini jelas sangat menguntungkan manusia sebagai konsumen lingkungan yang kemudian berubah menjadi sebuah langkah pasti menuju kerusakan lingkungan yang menurut Wikipedia, adalah Deteriorasi lingkungan dengan hilangnya sumber daya air, udara, dan tanah; kerusakan ekosistem dan punahnya flora dan fauna. Maka dari itu praktis manusia diwajibkan untuk menjaga dan merawat kelestarian lingkungannya, tetapi justru realita yang dapat kita saksikan sekarang sangat berbanding terbalik dengan harapan bahwa manusia seharusnya melindungi lingkungan hidupnya, demi keserakahannya, manusia terus-menerus mengambil, mengelola, dan menggunakan apa yang terkandung di lingkungan alam tanpa memperhatikan "efek sampingnya", tanpa berpikir bahwa apa yang mereka lakukan sekarang juga akan mempengaruhi hidup generasi berikutnya yang tak lain adalah anak-anak dan cucu mereka, sehingga mereka terus-menerus mengeksplorasi alam dengan berbagai jenis teknologi terbaru yang justru tidak ramah terhadap lingkungan, menebang hutan secara liar demi kebutuhannya, perburuan liar, membuang sampah sembarangan tempat,dan berbagai bentuk cara yang berdampak pada rusaknya lingkungan lainnya.
AKIBAT DARI KESERAKAHAN
Tahun-tahun belakangan, berbagai akibat dari kerusakan lingkungan telah kita rasakan, dari yang biasa terjadi, seperti banjir, yang terjadi akibat buruknya drainase, kecenderungan membuang sampah di sembarang tempat/sungai, dan rusaknya hutan yang berfungsi sebagai penyerap turunnya air hujan, tanah longsor yang juga kerap terjadi karena dampak langsung dari penggundulan hutan yang dilakukan manusia, serta berbagai jenis penyakit baru yang muncul akibat dari rusaknya lingkungan ini ditegaskan dalam Enviromental Change and Human Health yang masuk dalam laporan World Resources (WR) pada tahun 1998-1999, hingga yang paling mengerikan, yaitu Pemanasan Global atau Global Warming yang akhir-akhir ini ramai dibicarakan oleh masyarakat dunia, Global Warming Merupakan skenario terburuk bagi kelangsungan peradaban umat manusia, karena sifat menghancurkannya yang secara perlahan tapi pasti meliputi seluruh belahan dunia, Global Warming terjadi karena polusi udara yang semakin hari terus memperlebar lubang pada lapisan ozon yang berfungsi sebagai filter bagi bumi karena mampu memantulkan kembali sinar Ultra Violet (UV) yang dipancarkan matahari ke bumi, ke luar angkasa, nah, kalau lapisan ozon ini menipis maka sinar UV akan mampu menembus atmosfer bumi sehingga suhu udara di bumi kian memanas dan berdampak pada radiasi sinar UV terhadap manusia juga menyebabkan mencairnya es di kutub bumi yang tentunya mengakibatkan kenaikan permukaan air laut secara signifikan sehingga abrasi pantai tidak dapat dihindari. Tidak hanya mencairkan es di kutub, Global Warming juga melelehkan salju yang ada di puncak-puncak gunung tertinggi di dunia, berdasarkan laporan dari Intergovernmental Panel On Climate Change (IPCC) yang dirilis tahun 2007, membeberkan fakta 30 pegunungan salju di dunia telah kehilangan lebih dari setengah meter ketebalan saljunya, ke mana air dari salju yang meleleh itu mengalir ?, tentu menuju ke laut melalui aliran sungai dan meningkatkan kenaikan permukaan air laut yang berakibat pada abrasi yang lebih besar lagi. Hal ini jangan kita sepelekan, karena masuk dalam sepuluh ancaman kepunahan manusia yang secara resmi diperingatkan oleh High Level Thread Panel (HLTP) dari PBB.
Dampak lain yang ditimbulkan juga tidak kalah ekstrim-nya, akhir-akhir ini, mungkin anda merasa ada yang aneh dengan keadaan cuaca yang sering turun hujan deras yang tidak seperti biasanya, jika siang hari akan terasa sangat panas tidak seperti lazimnya, dan malam hari maka akan terasa dingin yang juga tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, atau anda mungkin pernah menyaksikan di televisi bahwa beberapa tahun terakhir sering terjadi hujan es di beberapa kota di indonesia dan turunnya salju di benua afrika, itulah sedikit dari gejala perubahan iklim yang dapat kita rasa dan saksikan, Masalah perubahan iklim atau Climate Change ini ketika di bahas di Public Corner MetroTv pada tanggal 22 September 2010 lalu, dengan Pembicara Iman Soedrajat (Ketua umum Ahli Perencanaan Indonesia) mengatakan jika hal ini terus dibiarkan maka bukan tidak mungkin berbagai dampak yang ditimbulkannya akan mengakibatkan kemusnahan massal umat manusia dan peradabannya. Tidak hanya itu, Laporan dari Badan Kemanusiaan PBB tahun 2009 tercatat bahwa dari berbagai dampak perubahan iklim secara langsung telah menewaskan 21.000 orang di seluruh dunia.
TUMBUHKAN POHON, TUMBUHKAN KESADARAN
Dari berbagai dampak buruk yang ditimbulkan oleh Kerusakan lingkungan, manusia seharusnya sadar bahwa sekarang saatnya kita menyelamatkan lingkungan untuk kelangsungan hidup kita sendiri, budaya buang sampah sembarangan, kebiasaan telat mikir, dan berbagai kecerobohan lainnya wajib kita tinggalkan karena ini adalah tanggung jawab kita sebagai manusia pada umumnya, sebagai konsumen alam, yang juga berperan sebagai perusak lingkungan,perlu ditegaskan bahwa ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi kita sebagai manusia seluruhnya karena walau sekecil apapun tindakan kita memperbaiki dan menjaga alam, sangat besar manfaatnya untuk kelangsungan hidup generasi penerus dan juga mendukung Berbagai langkah untuk menyelamatkan lingkungan yang telah digalakkan di seluruh dunia, salah satunya adalah konsep pembangunan berkelanjutan yang merupakan hasil kesepakatan dari KTT BUMI di Rio De janeiro pada tahun 1992 yang menghasilkan dua gagasan penting yang mengarah pada usaha penyelamatan lingkungan. Di Indonesia, Upaya untuk menyelamatkan lingkungan ini telah terkandung dalam UU No.25 Tahun 2000 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ( SPPN ), UU pokok Agraria No.5 tahun 1960 yang mengatur tentang tata guna tanah, UU No.4 tahun 1982 tentang ketentuan pokok dalam pengelolaan lingkungan hidup, dan juga mengeluarkan peraturan pemerintah RI No.24 tahun 1986 tentang AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
Terlepas langkah-langkah yang telah dilakukan pemerintah, maka rakyat juga wajib untuk ambil bagian dalam upaya untuk mendorong peningkatan kesadaran peduli lingkungan, salah satunya yaitu dimulai dari hal-hal baik yang mudah seperti membuang sampah pada tempatnya, menghindari penggunaan gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer, contohnya adalah gas freon yang biasa di gunakan untuk AC dan berbagai produk kosmetik adalah gas berbahaya yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, mendukung pemerintah dalam upaya menggalakkan Gerakan Menanam Seribu Pohon, menerapkan sistem tebang pilih atau tebang tanam dalam membuka lahan, dan berbagai langkah mudah lainnya yang dapat kita lakukan untuk menyelamatkan lingkungan yang telah kita rusak ini. Di samping itu sudah banyak Organisasi penyelamat lingkungan yang telah bermunculan seperti Green Peace yang berbobot internasional, hingga Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) yang merupakan Organisasi penyelamat lingkungan dari indonesia, itu dan masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan disini dan ini menunjukkan bahwa kesadaran menyelamatkan lingkungan sudah mulai terasa, tinggal bagaimana kita meningkatkan kesadaran itu untuk generasi selanjutnya, karena bumi tempat kita hidup hanya ada satu, sekali dirusak maka tidak ada penggantinya, semoga kita dan generasi selanjutnya, menjadi manusia yang arif dalam menanggapi lingkungan.
Muhammad Guntur Cobobi
Mahasiswa Semester II FKIP, Universitas khairun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H