Waktu Steve Jobs ciptakan komputer Macintosh , sekalian dia bajak CEO nya Pepsi Cola , John Sculley.
Saat itu John Sculley adalah CEO termahal di antara CEO lainnya.
Saat itu Steve Jobs berpikir ,dia akan fokus saja untuk inovasi produk Apple .
Masalah penjualan dan operasional perusahaan biar direksi dan CEO yang jalan.
Sebelumnya Steve Jobs sudah sangat tajir diusia dibawah 30 tahun, karena hasil penjualan sangat laris produk personal komputer Apple 1 dan Apple 2.
Tapi ternyata produk Macintosh tidak terlalu bagus penjualannya.
Steve Jobs cari tahu , ternyata harga jualnya sengaja di tinggikan lagi dari harga awal oleh CEO nya. Alasan nya untuk menutupi defisit pengeluaran selama riset dan bla bla .
Steve Jobs lalu murka. Bagi dia , suatu produk adalah tentang nilai ,seni dan peradaban. Tidak semata mata harga. Saat itu para pemegang saham akhirnya vote untuk 2 pilihan , Steve Jobs minggat atau John Sculley yang out. Tak dinyana , Steve Jobs yang harus hengkang. Maklum ,Steve Jobs adalah perfeksionis . Banyak direksi yang mengeluh karena sikap arogan dan futuristik nya.
Keluarnya Steve Jobs , Apple Computers kehilangan arahnya. Ibarat kapal sudah bolong sana sini lambungnya. Akhirnya Steve Jobs di panggil lagi sebagai CEO dengan kekuasan penuh atas penggunaan dana , harga dan promosi.
Tidak lama Apple meledak lagi dengan produk produknya yang beda dan inovatif. Simple dan berguna bagi semua kalangan. Juga desain nya limitless.
Ternyata , jalan pintas naikkan harga belum tentu baik. Meski itu dari pemikiran seorang CEO paling top saat itu.
Iuran BPJS di naikkan untuk defisit , siapa CEO ? Is this your only strategy bro ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H