Lihat ke Halaman Asli

Gunawan Mahananto

Ordinary people with extraordinary loves

Administrasi Penggajian yang Keliru

Diperbarui: 10 Oktober 2019   00:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kita harusnya tetap  bersimpati pada para Menteri, kalau mengatakan gaji nya jauh lebih kecil dari pada direksi BUMN.
Mungkin bukan kenaikan gaji yang diminta .


Tapi mungkin RASA KEADILAN nya yang tersinggung.
Kenapa bisa , direksi BUMN kok gaji+ tunjangannya kalahkan
menteri ?


Padahal menteri yang cari ,pilih dan  angkat direksi BUMN itu.
Terkait besaran gaji menteri , kalau itu benar , maka kalau saya yang jadi presiden nya ,ya nggak tega lah.
Apa susah nya panggil staf ,  buat konsep aturan baru gaji menteri dan direksi BUMN. Toh semua di bawah administrasi langsung presiden.


Dalam bayangan saya paling tidak ada :  2 jalan keluar.
Turunkan gaji direksi BUMN atau naikkan gaji + tunjangan Menteri . Supaya ada rasa keadilan yang masuk akal.


Saran , kalau tidak mau di demo rakyat ,ya turunkan gaji direksi BUMN. Apa sulitnya jalankan perusahaan BUMN yang rata - rata hampir bisnis nya sudah lama memonopol dinegara ini.
Belum lagi dukungan negara tiada habisnya. Rugi pun ditalangi negara. Dengan gaji selangit , tidak ubahnya negara justru menjadikan mereka ' raja". Saya simpati khusus sama menteri BUMN.  Nggak habis pikir , direksi BUMN yang dia  pilih dan angkat , gajinya bisa jauh lebih gede. Karena jiwa besar nya lah , bisa hadapi semua cobaan ini.


Mungkin ini sisa aturan jaman jadul yang di copy paste . Bahwa menteri meski gaji kecil tapi punya dana operasional atau taktis  yang besar dan bisa pakai setiap saat.  Tapi di era pemerintahan sekarang , yang namanya dana taktis atau operasional pejabat negara , harus tetap tercatat atau di pertanggung jawabkan secara jelas dan benar disetiap rupiah yang dikeluarkan.


Terimakasih para menteri yang sudah mengabdi dan bekerja keras buat negeri dan bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline