Biasanya warung bubur ayam yang saya singgahi ini selalu ramai pembeli. Kalau kita datang siang hari , nyaris dagangannya selalu sudah habis.
Ini tadi saya saksikan warungnya tidak terlalu ramai. Rasa nya sih aman biasa saja. Nggak berubah. Cuma aura kurang laris , saya mulai rasakan.
Penasaran, saya ajak ngobrol si ibu sang pemilik warung . Tidak penting apa yang dia ucap. Cuma kayaknya ,dia kesulitan dengan cash flow di beberapa cabang nya.
Dia akan lebih konsen di warung pusatnya saja. Saya baca gerak bibir , matanya dan rona wajah nya, sekilas aja,kelihatannya ,si ibu rasakan kecemasan ,akan kondisi warungnya yang mulai menurun pembelinya .
Wajar sang ibu nan cantik itu gelisah. Kadang kita lebih gampang meraih sukses daripada mempertahankannya, apalagi menuju kejatuhan..
Saya lalu lihat sekitar warung nya . Yah ...sudah banyak saingan warung warung makan . Dengan konsep warung yang lebih modern ,milenial dan menu yang nge- trend.
Dulu bubur ayam jadi alternatif utama camilan sebagai brand makanan sehat. Gantikan Coto atau konro yang opini masyarakat nya dulu berpotensi kena kolesterol tinggi.
Sekarang , di kondisi masyarakat sudah lebih cerdas masalah kesehatan. Nggak masalah makan Coto , SOP , pallubasa , konro ,sea food ,ikan bakar asal tidak rutin tiap hari.
Nggak masalah makan apa saja yang enak ,asal juga olahraga nya seimbang. Nggak apa makan minum apa saja asal hidup dibuat rileks. Jangan apa aja dibuat stres atau tegang. Hidup harus seimbang.
Kata anak milenial "Life only once". Jadi nikmati lah hidup dengan kebahagiaan sesuai caramu.
Jadi nya sekarang yang ke warung bubur ayam , bisa-bisa dianggap lagi sakit? Huh? Mudah mudahan enggak lah.
Nasib baik biasanya nggak menjauh dari seorang yang cantik.