Saya jadi ingat masa-masa pertama kali mengenal apa itu sepak bola dan PERSIB sekitar tahun 2002 tepatnya sewaktu saya masih duduk di bangku kelas 1 SMP.
Setiap sore, setiap kali jadwal PERSIB bertanding, almarhum Kakek saya tidak pernah absen untuk menyaksikan pertandingan PERSIB di TVRI Bandung. Beliau selalu berteriak-teriak jika salah satu pemain Persib melakukan kesalahan. “Operkeun! Operkeun! Citak! Citak! Euuhh.. belegug..” (Over! Over! Tendang! Tendang!.. aduuh.. bodoh ), ketusnya.
Suasana rumah seketika menjadi semakin ramai apalagi jika datang saudara, paman,tentangga dan tentunya Ayah yang ikut menyaksikan PERSIB bersama-sama melalui layar televisi 14 inch.
Hampir disetiap rumah pertandingan PERSIB-lah yang ditonton. Dan seketika itu suasana menjadi bergemuruh ketika PERSIB berhasil mencetak gol. Di rumah, di pos kamling, di warung-warung nasi, tempat kerja, pabrik-pabrik, sekolah semua membicarakan PERSIB apalagi jika PERSIB menang hari itu.
PERSIB sendiri merupakan singkatan dari Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung. PERSIB adalah tim sepakbola Ibu kota Jawa barat, Kota Bandung. Saya sendiri lahir dan besar di Kabupaten Bandung, bukan kota Bandungnya. Tapi lingkungan di mana saya lahir dan besar semuanya membanggakan tim sepak bola ini.
Kabupaten Bandung sendiri sebenarnya mempunyai tim sepakbola sendiri, yaitu PERSIKAB. Tapi tetap saja, PERSIB-lah yang lebih populer dan dibanggakan sekabupaten Bandung.
Dan ternyata bukan hanya warga kabupaten Bandung saja yang mengidolakan dan membanggakan PERSIB, berbicara tentang PERSIB erat kaitannya dengan urang sunda.
Hampir seluruh kabupaten di Jawa Barat menjadikan PERSIB sebagai tim kebanggaannya.
Hal ini membuat PERSIB bukan hanya milik kota Bandung, tapi juga milik seluruh warga tatar sunda di Jawa Barat.
Hampir di seluruh daerah di Jawa Barat mempunyai bobotoh sendiri-sendiri. Viking Garut, viking Tasik, viking Sukabumi, viking Ciamis, viking Majalengka, viking Majalaya, viking purwakarta, viking Sumedang, viking Pangandaran dan masih banyak lagi.
Tahun 2002 adalah ketika masa-masanya pemain seperti Yaris Riadi dan Asep Dayat yang menjadi salah satu pemain yang memperkuat tim PERSIB saat itu. Saya ingat betul, PERSIB kala itu bukanlah salah satu tim yang diunggulkan di kancah persepakbolaan tanah air walaupun PERSIB mempunyai sejarah kejayaan yang gemilang pada tahun-tahun sebelumnya ketika Roby Darwis menjadi salah satu andalan tim. Tahun itu PERSIB hanya menempati peringkat ke-8 dari 12 tim wilayah barat.
Malah pada masa “kepemimpinan” Marek, PERSIB mencatat sejarah paling kelam sepanjang sejarah. PERSIB tidak pernah menang beruntun selama 12 kali pertandingan. PERSIB hampir degradasi.Dan 18 tahun berlalu sejak tahun 1995, PERSIB tidak pernah sekalipun juara.
Tahun 2014 menjadi sejarah bagi PERSIB khususnya bagi warga tatar sunda, karena kala itu akhirnya PERSIB berhasil menjadi juara Liga Indonesia. Gelar yang dirindukan seluruh warga Jawa Barat. Gelar yang akhirnya membuat warga Jawa Barat semakin bangga akan tim kebanggaanya.
Seluruh Jawa Barat bergemuruh menyambut kemenangan PERSIB yang dilewati melalui drama adu pinalti melawan PERSIPURA.
Seluruh warga Jawa barat bersuka-cita, tumpah ke Jalan-jalan. Semua menangis, penantian selama 18 tahun itu akhirnya datang juga. Saya pun yang kala itu hanya bisa menyaksikan pertandingan final PERSIB melalui stasiun televisi di kos, seketika ikut menangis, ikut haru merasakan atmosfer kemenangan itu. Seolah-olah sedang berada bersama puluhan ribu bobotoh yang berada di stadion dan juga sedang bersama jutaan warga tatar sunda. Air mata mengalir bahagia.
[caption caption="Source via Facebook Budi Sft"][/caption]
Awal tahun 2015, PERSIB kembali memulai liga dengan optimisme. Namun apa daya egoisme Menpora dan PSSI membuat persepakbolaan Indonesia hancur. Beberapa tim bahkan menyatakan membubarkan diri.
Pemerintahpun tetap mengupayakan berjalannnya kompetisi walaupun bukan diadakan PSSI. Pemerintah menggelar Piala Presiden 2015.
Dan alhamdulillah, warga tatar sunda tetap harus bersyukur dan berbangga karena tim kebanggannya itu sudah lolos pada partai Final untuk melawan Sriwijaya FC.
Semoga kemenangan di partai final nanti menjadi catatan sejarah yang manis bagi PERSIB dan warga tatar sunda.
Siapapun yang juara nantinya, PERSIB atau Sriwijaya FC, yang terpenting adalah persatuan yang harus tetap dijaga. Dan tentunya kemajuan sepak bola indonesia. Semoga segala konflik segera berakhir dan sepak bola Indonesia semakin maju.
[caption caption="Source via www.beritaasatu.com"] [/caption]
Tapi karena saya urang sunda tetep, PERSIB nu aing. :)
*artikel ini juga ditulis di blog pribadi www.gungunst.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H