Lihat ke Halaman Asli

A. A. Made Oka Jaya Wiguna

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Udayana

Spesifikasi Drone Shahed-136 yang Digunakan Iran terhadap Israel, dan Apa Artinya Penggunaan Drone bagi Peperangan di Masa depan

Diperbarui: 23 April 2024   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source: Pinterest/OruzjeOnline

Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau lebih dikenal dengan sebutan drone, merupakan pesawat terbang nirawak yang dikendalikan secara jarak jauh. Drone biasanya digunakan sebagai alat untuk menghancurkan, mengintai, serta mengganggu target musuh. 

Drone merupakan sebuah alat perang yang efisien dimana dengan tanpa adanya persyaratan desain keselamatan pesawat berawak dalam artian tanpa adanya sebuah pilot didalam drone tersebut menyebabkan drone menawarkan jangkauan dan daya tahan yang lebih besar serta harga yang murah jika dibandingkan dengan pesawat berawak. Drone juga menjamin keselamatan terhadap siapa pun yang mengendalikannya, karena pengguna drone menggunakannya dari jarak yang jauh.

Drone (UAV) merupakan turunan dari Remotely Piloted Vehicles (RPV) yang di gunakan oleh beberapa negara setelah perang dunia kedua sebagai target latihan. Salah satu drone taktis yang terkenal serta mewakili trend dalam perkembangan drone adalah MQ-1 Predator milik Amerika Serikat yang pertama kali terbang pada tahun 1994 serta dimodifikasi untuk membawa dua AGM-114 Hellfire untuk digunakan dalam menghancurkan target musuh.

Dalam beberapa tahun terakhir drone merupakan alat perang yang popular dimana pada perang Russia-Ukraina yang terjadi pada tahun 2021, kedua belah pihak menggunakan drone secara massif yang digunakan dalam hal pengintaian serta menghancurkan target. 

Ukraina menggunakan drone yang biasanya digunakan oleh masyarakat sipil dimana drone-drone tersebut dimodifikasi sehingga mampu membawa bomb seberat hingga 45 kg, sedangkan Russia membeli drone Shahed-136  dari iran dimana Russia menamakannya dengan sebutan Geran-2.

Pada 1 April 2024. Israel menargetkan konsulat iran yang berlokasikan di damaskus, dimana menyebabkan tewasnya dua jendral Iran Revolutionary Guards (IRGC) dan 5 orang perwira. 

Serangan yang dilakukan oleh Israel ini menandakan awal mulainya peperangan baru. Iran merespon Israel dengan meluncurkan serangan militer terhadap Israel dikarenakan wilayah konsulat suatu negara merupakan kedaulatan ekstrateritorial suatu negara, sehingga serangan yang dilakukan oleh Israel terhadap konsulat Iran dapat diartikan sebagai serangan langsung terhadap Iran. 

Dimana serangan militer yang diluncurkan oleh Iran tersebut dinamakan Operation True Promise yang diluncurkan pada 13 April dengan mengirimkan lebih dari 300 rudal balistik dan drone dimana 170 nya merupakan drone.

Drone Iran ini merupakan ancaman bagi negara Israel dimana Iran merupakan salah satu negara produsen drone terbaik di dunia dimana drone tersebut dapat menyebabkan kerusakan besar terhadap Israel jika sistem Iron Dome yang dimiliki israel kewalahan ketika menghadapi banyaknya jumlah drone dan misil secara bersamaan. 

Drone yang digunakan oleh Iran merupakan drone tipe kamikaze Shahed-136 yang merupakan salah satu drone kamikaze yang cukup besar. Drone ini tidak memiliki banyak peralatan dikarenakan drone ini hanya digunakan sekali pakai. Jadi, harganya cukup murah. Drone Shahed-136 digerakkan melalui input koordinasi navigasi satelit sebelum lepas landas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline