Lihat ke Halaman Asli

gunawan trihantoro

Berbuat untuk Perubahan

Puisi: Angin Perlawanan

Diperbarui: 17 Juni 2020   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tanah merimba,
rimbun reremputan seperti belantara,
tak bertuan liar hidup tanpa aturan,
diantara bebatuan hitam berbalut tanah berlumpur,
kelam,

Serpihan-serpihan kaca,
berserakan menusuk telapak-telapak kaki yang melangkah,
tajam menembus diantara rumput ilalang,
perih berdarah meninggalkan bekas,
luka,

Matahari mulai meninggi panas membakar,
jasad yang kekar basah berkeringat amarah,
dalam diamnya menggunung dendam,
tinggi menjulang menyangga langit-langit,
kesumat,

Melihat laku para tuan berlagak tuhan,
mempermainkan hidup-mati manusia dengan ketidakadilan,
seperti ilalang liar di tanah-tanah tandus yang mengering,
akan terbakar habis menjadi abu dihembus angin,
perlawanan.

Rumah Kayu, 8 Mei 2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline