Lihat ke Halaman Asli

Gunawan Sundani

Mahasiswa PRODI PBSD(Pendidikan Bahasa Sastra Daerah)

Falsafah Sunda

Diperbarui: 23 November 2024   01:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jumat, 3 Mei 2024. Dokpri

Segala yang terciptakan tentu terucapkan oleh sebab itu banyak salah kaprah juga ketika penganut ajar pikukuh sunda tidak mau memberikan nama atau menyatakan nama untuk dia , karena mustahil dan tidak mungkin untuk diberikan nama maka dari itu suka disebut sebagai jenengan atau mantenna, gusti dll. 

Istilahnya anu pamali dicaritakeun, (untuk dia yang pamali diceritakan) teu beunang usik ku biwir, teu beunang  motah ku letah. Artinya dia yang sudah mustahil untuk dikeluarkan lagi lewat mulut bahkan lidah, teu wasa, tidak tega untuk menyebutkan nama sang maha. 

Manusia yang hidup dimuka bumi ini poinnya adalah harus berguna bagi manusia lainnya, maka kalau manusia sibuk dengan dirinya sendiri itu sebelumnya belum sampe kemana-mana. Ketika pun disebut sunda wiwitan adalah seseorang yang sudah menerima pencerahan biasanya kalau di gambarkan itu suka ada lingkaran cahaya.

Sastrajendra adalah tulisan yang akan membuat Anda bahagia dan menjauhkan Anda dari kebodohan.. Hal itu adalah Sasmita atau tulisan realitanya ,kadang2 dibuat simbolisasinya atau enkripsinya. Dipendekan lagi jadi sastra jendra hayu ningrat pangruat ing diyu, lalu di pendekan lagi di silokakan sastra jendra hayu ningrat, lalu disilibkan lagi di indekskan jadi sastra jenra, lalu disindir sampirkan jadi sajen. Makanya kalau di sunda sajen itu adalah sastra jend ra makanya orang tua selalu bilang bahwa iyeu bacaeun (ini untuk dibaca) bukan untuk disembah. Makanya dibutuhkan suatu proses pembelajaran untuk mengenal metodologinya tadi .

Ketika istilah Sunda yang kadang-kadang sebagai sesuatu yang jauh lebih tua dibanding dengan yang lainnya di tatar Nusantara, tentu saja ini bukan klaim tapi sebutan itu bukanlah tanpa dasar, ada beberapa bukti Sunda memang masih jadi acuan dari berbagai ilmu pengetahuan.

Salah satu buktinya yaitu sebagai berikut:
1. Adanya dataran Sunda atau paparan Sunda yang kita kenal dengan Sundaland yang dikelilingi oleh sistem gunung Sunda yang melingkar itu sekitar 7000 Km atau kita mengenalnya dengan sirkum Sunda Monten sistem (tom pomeln).

2. Adanya Istilah Sunda besar , Greter Sunda, Sunda kecil, dan letter Sunda itu adanya di geografi, ada juga istilah Sunda Megathrust, sunda self/patahan, lalu adanya bukti keberadaan gunung Sunda berdiri di atas Sunda Flat, lempeng sunda tektonik yang meledak beberapa kali, ada fosil manusinya juga. 

3. Ada catatan-catatan atau jurnal hasil riset para ilmuan dunia, Belanda, Prancis, Inggris, yang menyebutkan Sunda G, sungai Sunda Barat, dan lain-lain istilah Sundanya masih ada, bukti sejarah tertua yang pernah dicatat tentang kerajaan Salakanagara sebagai kerajaan pertama di pulau kulon juga pernah dituliskan oleh Klauduius Ptolemaeus  sama argire atau yang dikenal dengan kota kerajaan perak lalu termasuk banyaknya tulisan yang termuat dibeberapa prasasti dan naskah kuno. Dalam jurnal pelaut Portugis juga lai the selay sonde, Sunda archiplago, isolade lasonda dan banyak lagi sehingga dengan cukup mudah bisa dibuktikan bahwa nama atau istilah Sunda  juga bukanlah merupakan sebuah kata untuk menandai sebuah kelompok suku atau etnik yang tinggal dipulau Jawa bagian Barat.

Kade engges ipis, ipis teh deket antara urang jeung karuhun. Biasana Tina bulu kana kulit, tina kulit kana daging, tina daging kana tulang, tulang kana sum-sum, sum-sum kana getih, geih kana nyawa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline