Hidup kita di dunia ini tak selamanya mulus. Pasti akan ada hambatan, meskipun itu kecil. Hidup ini tak selamanya bahagia, akan ada suatu waktu di mana kita dipertemukan dengan sesuatu yang tak bahagia. Dan, yang lebih tahu hal ini adalah diri kita sendiri.
Hari ini senang, bisa jadi besok kita susah. Kemarin kita bergembira dan tertawa, bisa jadi hari ini atau besok kita dilanda kesedihan dan tangisan.
Bulan ini mungkin kita akan mendapatkan rezeki yang begitu berlimpah. Bisa jadi bulan yang akan datang, rezeki menjauhi kita.
Ya, begitulah hidup ini. Selalu berpasang-pasangan. Bila ada siang hari, maka malam hari sudah pasti hadir menyapa.
Demikian juga dalam menjalani rutinitas keseharian kita. Ada banyak komentar orang yang menghampiri telinga kita, mulai dari sesuatu yang positif maupun negatif. Itu adalah hal yang lumrah. Sekali lagi, seperti itulah hidup ini.
Sebaik apa pun seseorang, akan ada orang yang tak menyukainya. Apalagi kepada orang yang jahat, tak sedikit orang yang membencinya. Begitulah kebanyakan yang terjadi di lapangan.
Pada orang baik, misalnya, akan ada orang-orang yang mencari celah dan kesalahannya. Apalagi kalau orang baik yang dimaksud sudah mapan, terkenal dan memimpin suatu organisasi. Tak sedikit orang yang sengaja mencari kesalahan dalam kepemimpinannya.
Tak perlu terlalu jauh kita mengambil contoh. Barangkali pada pribadi kita masing-masing. Percayalah, tidak semua orang menyukai kita, meskipun kita telah melakukan suatu kebaikan. Tetapi, tidak perlu berkecil hati. Sebaiknya kita berterima kasih bila ada orang yang membeci kita. Sebab, paling tidak mereka peduli dengan kita.
Kita tak perlu membenci seseorang yang telah berbuat jahat kepada kita. Justru sebaliknya, alangkah baiknya kita terus berbuat baik kepadanya. Jika kita membalas dengan kejahatan pula, lantas apa bedanya kita dengan orang yang dimaksud?
Pembenci kita, tak perlu dibalas dengan kebencian pula. Baiknya, kita doakan siapa pun orangnya, agar ia sadar. Sekali lagi, kita perlu berterima kasih kepada orang yang membenci kita. Sebab, di situ bisa menjadi ladang amal bagi kita.
Wallahu a'lam.