Lihat ke Halaman Asli

Menulis, Seindah Bercerita

Diperbarui: 30 Juni 2017   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa menulis merupakan salah satu kemampuan seseorang dalam berbahasa. Kemampuan berbahasa yang satu ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kemampuan berbahasa seperti yang lainnya, yaitu membaca, mendengar, dan berbicara.

Jika dalam aktivitas membaca, seseorang membutuhkan mata sebagai media perantaranya dan mungkin juga ditambah dengan mulut (pengucap). Sedangkan, dalam aktivitas mendengar dan berbicara masing-masing membutuhkan telinga dan mulut (untuk berucap). Maka, menulis itu sendiri memerlukan tangan untuk beraksi. Itu, standar minimalnya.

Layaknya membaca, mendengar, dan berbicara, menulis juga memerlukan pikiran agar apa yang ditulisnya bisa menari-nari di atas kertas atau keyboard atau alat bantu lainnya. Dan untuk menghasilkan sebuah tulisan, tidak ada cara lain, kecuali dengan memulai menulis. Karena mustahil akan ada sebuah tulisan jika tidak ada orang yang menulisnya.

Memang, untuk menghasilkan sebuah tulisan perlu adanya kolaborasi antara tangan, pikiran, hati, bahkan mungkin mulut. Sama halnya juga dengan kemampuan berbahasa yang lainnya. Paling tidak, pikiran juga ikut andil. Karena untuk menjadi pembaca, pendengar, dan pembicara yang baik, seseorang harus menggunakan pikirannya. Oleh sebab itu, untuk menjadi penulis yang baik, tentu saja pikirannya harus ikut terlibat. Saya yakin, semua penulis yang hebat dan terkenal, pasti menggunakan daya pikir/nalar, daya rasa, daya dengar, dan daya lihat, sehingga mereka bisa menghasilkan karya tulis yang bagus.

Dari pendengaran, penglihatan, dan perasaan bisa menghasilkan sebuah tulisan. Demikian juga, dengan membaca, pastinya akan bisa melahirkan sebuah tulisan.

Banyak orang yang menganggap, bahwa menulis itu susah. Apalagi sampai menghasilkan sebuah buku. Tetapi, sekali lagi, menulis itu sebenarnya sama saja dengan kemampuan berbahasa lainnya. Menulis itu seindah membaca. Menulis itu seindah mendengar. Dan menulis itu pula, seindah kita berbicara. Ya, menulis itu seindah bercerita. Sebab, pada dasarnya menulis itu merupakan sebuah aktivitas berbicara atau bercerita lewat tulisan.

Wallahu a'lam.

Oleh: Gunawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline