Hidupku ini sudah dirasuki oleh dirimu. Bayang-bayangmu selalu menghantuiku. Itu selalu terjadi tiap harinya. Engkau selalu datang dalam kehidupanku. Engkau selalu menemaniku. Entah itu di kala aku senang, susah, sedih, gembira, maupun galau, engkau tetap saja setia menemaniku. Sehingga, dirimu sudah cukup membekas di hatiku.
Barangkali, sehari tanpamu, diri ini terasa hampa. Hampa karena jauh darimu. Aku sangat takut jika suatu saat engkau betul-betul menjauhiku. Aku bermohon padamu, agar engkau tak akan pernah jauh dariku. Dampingilah aku dalam suka maupun duka. Jangan biarkan aku merasakan kesepian tanpa dirimu di sampingku.
Sekarang cintaku padamu, tiada duanya. Engkau sudah bersatu dengan jiwaku. Semoga ini bisa terus terjaga hingga ajal menjemputku. Tanpamu, barangkali aku “tidak bisa berbagi.” Tanpamu, barangkali aku “tidak bisa berdakwah.” Iya, berkat dirimulah, sehingga aku terus dan tetap bersemangat untuk berbagi dan berdakwah.
Wahai tulisan, teruslah menemamiku. Aku mohon, jangan sampai engkau menjauh dan lari dariku. Aku betul-betul mencintaimu. Jangan biarkan diri ini kosong tanpamu tiap harinya. Temanilah aku di kala suka maupun duka.
Engkau adalah penyemangat hidupku. Engkaulah yang selalu membuatku terus tersenyum walau dalam keadaan sedih. Engkaulah yang selalu menghibur dan mengobatiku di kala hati ini sedang dilanda penyakit. Engkaulah yang mengajarkan aku, agar tetap rendah hati dan terus bersabar. Engkaulah yang membangunkan aku di kala aku sedang tertidur pulas. Terima kasih karena engkau telah setia menemaniku.
Wallahu a’lam.
Oleh: Gunawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H