Lihat ke Halaman Asli

Perlunya Budaya Menegur

Diperbarui: 4 April 2017   15:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebenarnya, saya tulis artikel singkat ini pada dasarnya untuk mengevaluasi sekaligus menegur pribadi saya sendiri. Karena memang saya adalah manusia yang tidak luput dari dosa dan kesalahan. Semoga dengan adanya artikel singkat ini, bisa menjadi alarm buat pribadi saya khususnya, dan pembaca sekalian umumnya, agar kita bisa untuk saling menegur satu sama lain di kala ada yang berbuat salah.

Orang bilang, sahabat yang paling baik adalah sahabat yang berani menegur kita dengan keras, di kala kita berbuat salah. Akan tetapi, Anda mungkin sadar, betapa sulitnya melakukan itu. Yang banyak terjadi adalah ketika kita menegur sahabat kita, maka persahababatan akan terancam rusak. Benar kan? Ini pernah saya alami dari sekolah dahulu sampai sekarang ketika saya masih kuliah. Gara-gara menegur demi kebaikan bersama, namun seolah-olah ini salah di matanya. Tapi sekali lagi, ini hanyalah dari sudut pandang saya.

Menurut saya, salah satu penyebab mengapa banyak hal buruk yang terjadi di masyarakat kita adalah karena tidak ada orang yang menegur di kala orang lain berbuat salah. Ketika ada orang yang berbohong, tidak ada orang yang menegur. Ketika ada orang yang berbuat curang, tidak ada orang yang menegur. Jangan-jangan ketika ada orang yang membunuh orang lain, kita juga tidak menegurnya. Ketika ada orang korupsi, kita tidak berani menegur, bahkan mungkin ikut-ikutan korupsi. Hmmm.

Pertanyaan kemudian adalah, apa yang diperlukan untuk menegur orang lain? Paling tidak ada beberapa hal, di antaranya: keberanian untuk menegur, kehendak atau niat yang baik, dan dengan cara yang baik dan tepat pula.

Pertama, keberanian. Keberanian memang tetap diperlukan. Keberanian yang dimaksud di sini adalah keberanian untuk menegur, bukan keberanian untuk bertengkar di jalan dengan orang lain. Kita perlu untuk berani menegur ketika terjadi kesalahan, baik besar atau kecil, di depan mata kita. Keberanian untuk menegur diri sendiri di kala berbuat salah juga sangat diperlukan.

Kedua, kehendak atau niat yang baik. Sama seperti keberanian, kehendak atau niat baik pun sangat diperlukan dalam menegur. Jangan sampai ada niat untuk menyakiti apalagi menyinggung perasaan. Sebelum menegur orang yang berbuat salah, kita harus sungguh-sungguh yakin, bahwa kehendak kita itu baik.

Ketiga, cara yang baik dan tepat. Walaupun keberanian sudah ada, dan kehendak sudah baik, kita juga harus memperhatikan “cara” kita menegur. Yang pasti, kita harus menegur dengan cara yang sopan. Kita juga harus menggunakan bahasa yang halus, sopan, namun tegas, dan jelas. Itulah mungkin beberapa cara yang perlu kita ketahui jika ingin menegur seseorang di kala berbuat salah. Mungkin Anda mempunyai cara lain, selain cara yang disebut di atas. Silahkan diamalkan!

Budaya saling menegur harus kita bangun, jika salah seorang dari kita berbuat salah. Sebagai contoh, warga masyarakat harus berani menegur pemimpinnya jikalau berbuat salah, begitu pula sebaliknya. Teguran sangatlah penting, supaya kesalahan tidak berlanjut, dan merusak lebih dalam serta lebih luas. Kita berharap, semoga dengan saling menegur, hidup bersama kita akan lebih nyaman dan membahagiakan.

Wallahu a’lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline